Untukmu yang tak mampu lagi aku ceritkan pada dunia.
Entah karena kebaikan yang kau miliki.
Atau paras yang menarik hati.
.
Tuan, kini aku dihantui oleh ribuan tanda tanya tentangmu.
Hanya saja setiap hal kau berlagak sama.
Kau bosan? Tapi tetap tinggal.
Kau lelah? Tapi tetap bertahan.
.
Akupun hanyut dalam hal itu.
Sikapmu membahasakan seolah olah aku harus pergi.
Tapi, kaupun tak ingin jika itu terjadi.
Tuan, katakanlah apa inginmu yang sebenarnya.
Agar aku tahu, agar aku mengerti.
.
Mungkin benar aku tak pantas bagimu yang jauh lebih baik dibandingkan aku.
Namun, apakah salah jika aku berharap seperti itu?
.
Tuan, jika benar kaupun telah menemukan yang baru.
Katakanlah, agar semua pertanyaan-pertanyaan yang menyiksa inipun pergi.
Aku tak ingin, kau bertahanpun karena terpaksa.
Bukankah sesuatu yang dipaksa itu hasilnya tidak baik?
Maka dari itu jujurlah tuan.
Apapun akhirnya nanti, kan ku coba Ikhlas.
Dariku,
Perempuan yang memperjuangkanmu.
.
0 komentar:
Posting Komentar