Mengagumi Orang yang "Wah" Dari Segi Duniawi
-----
Pernah Denger ga? Ada orang yang ngobrol sama temannya, mereka asik ngobrol, ngomongin orang lain.
Orang yang diomongin ini adalah orang yang secara duniawi 'sukses', entah karirnya yang bagus, rumahnya yang besar, mobilnya yang mewah, sudah jalan-jalan keliling dunia dan lain semacamnya.
Mereka pun berkomentar,
"dia mah enak hidupnya, dah punya rumah, mobil. beruntung dia."
"Hebat dia sekarang, dah jadi boss."
"Mantap ya dia, bisa jalan-jalan ke luar negeri."
Atau perkataan-perkataan semisal yang menunjukkan kekaguman.
Ternyata, perkataan semacam ini sudah pernah diucapkan ribuan tahun yang lalu oleh orang-orang terdahulu.
Allah berfirman,
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". [Surat Al-Qashash : 79]
Yup, dulu sebagian dari Bani Israil kagum dengan keduniawian Qarun. Mereka menganggap orang yang "wah" dunianya adalah orang yang beruntung. Mereka menjadikan standar keberuntungan hidup di dunia apabila keduniawian seseorang itu bagus.
Akan tetapi...
Allah mencela mereka, Allah menyatakan mereka sebagai orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia.
Apabila kita lihat dan renungkan,
Betapa banyak seseorang yang sholat, puasa dan melakukan ibadah lainnya, Namun ketika memandang, menilai orang lain berdasarkan perkara dunianya, ia pun berkomentar terhadap orang lain sebagaimana perkataan di atas, kagum sebagaimana kagumnya Bani Israil terhadap Qarun.
Maka ketahuilah, sesungguhnya jauh di dalam lubuk hati orang tersebut masih terdapat kecintaan terhadap dunia, masih menjadikan dunia sebagai standar kesuksesan.
Sedihnya, terkadang (atau mungkin sering) sadar ga sadar kita pun melakukan ini.
Semoga Allah menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup kita di dunia ini, memasukkan ke dalam hati kita kecintaan terhadap akhirat di atas dunia...
اللهم لا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا
Ya Allah, Janganlah Engkau jadikan musibah kami menimpa pada agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan puncak dari ilmu kami...
Orang yang terus menerus tenggelam dalam kemaksiatan, maka Aqidahnya akan hancur.
Lihatlah Orang-orang yang gemar bermaksiat, untuk mengucapkan nama Allah saja mereka berat. Kelu lisan mereka untuk menyebut nama Allah, mereka menyebut Allah dengan Tuhan, dengan Yang Di Atas. Sekedar mengucapkan nama Allah saja mereka sulit.
Untuk diajak sholat berjamaah, mereka juga berat. Padahal Di zaman Nabi dulu hanya Orang-orang munafik sajalah yang berat dalam melakukan sholat berjamaah.
(Faedah dari kajian yang disampaikan oleh Ust. Badru Salam)
0 komentar:
Posting Komentar