Jangan menunggu sempurna untuk hijrah, sebab Rasulullah justru berhijrah dalam kondisi yang sangat jauh dari ideal. Justru dalam kondisi yang tak ideal itulah, kesungguhan dan keseriusan kita diuji
Sebab syaithan senantiasa menghembuskan dalih demi dalih, alasan demi alasan untuk menunda hijrah, membisikkan ketakutan di tempat hijrah yang baru, serta kenyamanan dalam maksiat yang dijalani
Padahal Allah sudah berjanji bagi sesiapa yang mau meninggalkan suatu hal hanya tersebab diri-Nya, maka akan Allah ganti dengan kebaikan yang bertambah-tambah, ketenangan jiwa, dan kebahagiaan sejati
Hanya saja, disitulah kita diuji, seberapa yakin kita dengan janji Allah itu, lalu melangkah di jalan taat, meninggalkan kemaksiatan yang sudah pasti, menuju ketaatan yang walau sulit, tapi dimudahkan untuk ditetapi
Bisa jadi kebaikan itu sulit awalnya, tapi pasti akan mudah akhirnya. Bisa jadi maksiat itu nikmat awalnya, tapi pasti berujung pada penyesalan yang tak bertepi. Pilih mana? Allah ataukah janji-janji yang tak pasti?
0 komentar:
Posting Komentar