Senin, 19 Maret 2018

Hatimu tidak sedang sakit

0

Tidak,
Hatimu tidak sedang sakit. Tetapi dirimu yang belum bisa menerima kenyataan terbaik.

Tidak,
Hatimu tidak sedang kecewa. Tetapi dirimu yang berharap terlalu tinggi padanya.

Tidak,
Hatimu tidak sedang hancur. Tetapi dirimu yang terlena dengan janji-janji manisnya yang terus mengucur.

Jangan mengutuk kenyataan, jangan menyalahkan keadaan. Semua terjadi untuk sebuah alasan, kehidupan yang lebih baik dan lebih mulia. .
.
Jadi, segera maafkan dan ikhlaskan, segera temukan hikmah terindah, dan lanjutkan hidupmu dengan orang-orang, lingkungan, dan kenyataan yang jauh lebih menawan.

Kamu berhak mendapat kebahagiaan. Tunjukkan pada dia dan mereka, bahwa ada tidaknya mereka bukanlah penghalang untuk hidupmu yang penuh kebaikan.

#hijrahcinta

Jangan menunggu sempurna untuk hijrah

0

Jangan menunggu sempurna untuk hijrah, sebab Rasulullah justru berhijrah dalam kondisi yang sangat jauh dari ideal. Justru dalam kondisi yang tak ideal itulah, kesungguhan dan keseriusan kita diuji

Sebab syaithan senantiasa menghembuskan dalih demi dalih, alasan demi alasan untuk menunda hijrah, membisikkan ketakutan di tempat hijrah yang baru, serta kenyamanan dalam maksiat yang dijalani

Padahal Allah sudah berjanji bagi sesiapa yang mau meninggalkan suatu hal hanya tersebab diri-Nya, maka akan Allah ganti dengan kebaikan yang bertambah-tambah, ketenangan jiwa, dan kebahagiaan sejati

Hanya saja, disitulah kita diuji, seberapa yakin kita dengan janji Allah itu, lalu melangkah di jalan taat, meninggalkan kemaksiatan yang sudah pasti, menuju ketaatan yang walau sulit, tapi dimudahkan untuk ditetapi

Bisa jadi kebaikan itu sulit awalnya, tapi pasti akan mudah akhirnya. Bisa jadi maksiat itu nikmat awalnya, tapi pasti berujung pada penyesalan yang tak bertepi. Pilih mana? Allah ataukah janji-janji yang tak pasti?

Stop, kukatakan pada mu, berhentilah

0

Stop, kukatakan pada mu, berhentilah, kumohon
Kau hanya menyiksa diriku, menyiksa atas diri yang sebenarnya tidak sesuai kenyataan.
Menyiksa atas diri yang dipenuhi kemunafikan.
Menyiksa atas diri yang dipenuhi kebohongan.

Stop, stop untuk pujian itu, kumohon, mengertilah
Aku tidak sebaik yang kalian kira.
Aku tidak semuslimah yang kalian ucapkan.
Aku tidak sesuci itu.
Ku mohon, mengertilah

Aku hanya seorang pendosa
Tak layak pujian itu kalian lontarkan pada diri ini
Aku hanya seorang manusia yang hina
Kau melihat diriini begitu anggun nya? 
Tidak!  Kukatakan tidak, ini hanya terlihat dari luar saja, pakaian ini hanya casing belaka.

Tidak, aku sedang tidak mengada ngada, aku tidak sedang tawadhu untuk diriku, aku tidak sedang merendahkan diriku, sekali lagi tidak.

Kumohon mengertilah, aku bahkan malu pada diri ini. 🙈 aku malu pada Allah ku, kalian memujiku, tapi tak lantas setiap pujian itu ada padaku, tidak satupun pujian itu ada padaku, sungguh tidak satupun.

Ini menyiksa, sungguh, ini menyiksa ku.
Lemparlah pujian itu hanya pada Allah ku, bukan kepadaku, karna aku bukanlah apa apa tanpanya.

Aku tidak ingin terus berada dibawah kebohongan atas diri ini, biarlah aku berjalan diatas cacian jika itu memang lebih baik untukku, agar aku terus dapat memperbaiki diri.

Lemparkanlah pujian itu hanya pada Rasul ku, karna hanya beliau yang layak dipuji dan di kagumkan, bukan aku. 😢

Kumohon hentikan, kumohon
Jangan biarkan ujub ini menyelimuti hati. 🙈
Simpan saja itu semua dalam hati kalian, dan jangan kalian katakan padaku, kumohon...

Maukah nanti kamu menerima kurangku?

0


kamu seseorang yang jauh ntah dimana
apakah kamu tau, kalau aku adalah makhluk ciptaan dzat terhebat dari bagian tubuhmu yang hilang?

Didekat bagian tubuhmu yang kuat, dan menjadi tempatku nanti bersandar.
Aku adalah sesosok makhluk, yang tercipta dari tulang rusukmu yang bengkok,yang berada didekat lenganmu.

Aku adalah bagian dari tubuhmu yang akan melengkapi bagian itu apabila kita bertemu.

Kamu seseorang yang berada diseberang sana, apakah kamu tau maksud dari dzat maha sempurna menciptakan aku demikian?

karna dia tau, aku adalah sesosok makhluk yang butuh perlindungan, bimbingan, serta kasih dan sayang. aku tidak diciptakan sempurna sama seperti dirimu, yang mungkin juga masih punya banyak kekurangan yang ada didalam jiwa dan raga,yang masih punya kekhilafan dan kelalaian.

Kamu seseorang yang belum diketemukan. Apakah kamu tau, banyak yang ku cemaskan atas apa yang kurasa, atas apa-apa saja kurangku yang belum tentu bisa diterima. aku begitu punya banyak kekurangan, tapi ku tau dengan kekurangan dan kelebihan yang sedikit itu penciptaku tak pernah salah menciptakanku, karna ku yakin penciptaku menciptakanku dengan sebaik-baik bentuk yang menurut-nya beginilah kecukupan ku diciptakan-nya.

Kamu, apakah kamu tau, ketika kita bertemu, aku terlalu khawatir kalau nanti ada banyak alasan untukmu tak mau menerimaku, aku khawatir atas semua pemikiran yang menumpuk karna gelisah ini yang begitu membebani. aku hanya bisa ungkapkan nanti semua kurangku ketika memang kita sudah di takdirkan bersama, ketika kita memang sudah sepakat membangun rumah kecil untuk membuat hidup kita lebih bermakna menuju ridha-nya.

Kamu, apakah nanti kamu akan menerima kurang-kurangku? menerima buruk-burukku? sementara nanti mungkin kamu lebih baik dariku. semoga kita bertemu, dan kamu menerima semua kurangku. dengan kamu tulus dan ikhlas menerimaku sebagaimana nanti aku menerimamu, dan mencintaimu di sepanjang usiaku karna penciptaku,semoga nanti pun kamu demikian.

Dunia ini hanyalah sementara

0

Ketetapan Allah bahwasannya dunia ini hanyalah sementara saja, apa dan siapa saja yg ada di dunia ini hanya sementara saja.

Kaya di dunia, kaya yg sementara, miskin di dunia miskin yg sementara, jadi raja di dunia, raja yg sementara, jadi rakyat pun sementara saja.

Sehat sementara, sakit sementara, cantik sementara, hidup sementara bahkan matahari yg kita lihat terbit di ufuk timur tiap hari dan tenggelam di ufuk barat itu pun sementara saja.

Suatu hari nanti pasti dan pasti Allah akan hancurkan itu matahari, sungguh miris apabila kita mencintai sesuatu yg sementara. Mencintai dunia yg akan Allah hancurkan

Alihkanlah cinta kpada kampung akhirat tempat kehidupan yg abadi selama-²nya. Kaya selama²nya & tidak akan miskin² lagi, jadi raja selama²nya yg tidak pernah di ganggu oleh demonstran. Cantik selama²nya yg tidak akan tua² lagi bahkan hidup disana selama²nya.

Dikumpulkan seluruh kenikmatan²  dunia kmudian dibandingkan kenikmatan yg Allah berikan pada satu orang ahli surga itu seperti kita mencelupkan ujung jari kita ke samudra yg luas dan lihatlah satu tetes air yang menempel di jari kita, itulah kenikmatan dunia.

Begitu pula seluruh kenikmatan² di dunia dikumpulkan kemudian dibandingkan dngan satu orang ahli neraka, maka seluruh penderitaan di dunia ini bagaikan satu bijih salak saja tidak ada apa².

Masalah didunia bukanlah masalah yg sesungguhnya, masalah kita nanti yg sesungguhnya adalah di akhirat. - DS

Nanti akan datang suatu masa dimana manusia akan terkaget² dan terbelalak melihat kenyataan yang sebenarnya. Ketika itu, semua manusia akan menyesal dan minta dikembalikan ke dunianya untk beramal. Tetapi ktika itu smua penyesalan sudah tidak ada gunanya. Kehidupan akherat akan terbentuk dari apa yg diusahakan oleh manusia ketika masih hidup di dunia. Sgala amal baik & amal buruk akan kita rasakan hasilnya nanti di akherat. Amal yg membawa ridho Allah akan mengantarkan kita ke Surga dan Amal yg membawa Murka Allah akan mengantarkan kita ke Neraka Allah. Sedangkan kehidupan kita di Surga ataupun di Neraka sifatnya adalah Abadi, tidak seperti di dunia yg sifatnya sementara. Jadi pilihannya nanti di akherat antara bahagia selama²nya atau menderita selama²nya.

Muridku, Inilah Yang Dinamakan Titik Mastatho’tum!

0

Nasihat Syekh: Muridku, Inilah Yang Dinamakan Titik Mastatho’tum!

Dalam melakukan pekerjaan apa pun dimuka bumi ini. Allah tidak pernah memaksa kita melakukan hal yg lebih dari batas kemampuan. Sebagaimana firman Allah terdapat dalam Q.S At-Taghabun ayat 16, “Maka Bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (semampunya).”

Sebagaimana sering dikatakan bahwa Allah memberikan ujian sesuai batas kemampuan yg dimiliki hambanya. Permasalahannya adalah sering sekali kita membuat standar ‘target kesanggupan’ ala kadarnya.
Ex, “Saya hanya bisa membaca Al-Qur’an 2 lembar sehari”, “Saya hanya bisa berinfak lima ribu tiap pekan”, “Saya hanya bisa ngaji sebulan sekali”, deesbe.

Kita membuat standar yg menjadi batasan diri. Padahal ternyata sudah banyak orang yg mampu melampauinya.

“Jika kau telah berada di jalan Allah, melesatlah dengan kencang. Jika sulit, maka tetaplah berlari meski kecil langkahmu. Bila engkau lelah, berjalanlah menghela lapang. Dan bila semua itu tak mampu kau lakukan, tetaplah maju meski terus merangkak, dan jangan pernah sekalipun berbalik ke belakang.” (Asy Syafi’i)

Abdullah Al Azzam, seorang syekh teladan. Dihormati dan disegani, oleh para muridnya. Pada suatu saat beliau ditanya oleh muridnya,

“Ya syekh, apa yg dimaksud dengan mastatho’tum”?

Sang Syekh pun membawa muridnya ke sebuah lapangan. Meminta semuanya muridnya berlari sekuat tenaga, mengelilingi lapangan. Setelah semua muridnya menyerah, dan menepi ke pinggir lapangan. Sang Syekh pun tak mau kalah. Beliau berlari mengelilingi lapangan hingga membuat semua muridnya keheranan. Syekh itu terus berlari,hingga akhirnya beliau jatuh pingsan, tak sadarkan diri.

Setelah beliau siuman dan terbangun, muridnya bertanya,“Syekh, apa yg hendak engkau ajarkan kepada kami?”. “Muridku, Inilah yg dinamakan titik mastatho’tum! Titik di mana saat kita berusaha semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yg menghentikan perjuangan kita (bukan, bukan kita yg berhenti)”, Jawab Sang Syekh dengan mantap.

Berjuanglah semampu kita dalam berbuat kebaikan. Dan ingatlah selalu bahwa kemampuan yg Allah titipkan kepada diri kita itu sungguh luar biasa besar dan banyak. Jangan membatasi diri dengan rasa malas. []

Sumber : http://ilmukitanih.blogspot.co.id

Kisah Sang Gadis

0

Gadis Amerika Serikat itu tampak gelisah. Satu per satu penumpang lift telah keluar, dan kini tinggallah ia bersama seorang pemuda Maroko. Ia khawatir akan diganggu atau terjadi apa-apa dengannya, sebab ia akan berada cukup lama di dalam lift di gedung tinggi itu. Telah banyak tindak kejahatan terjadi di New York. Dan berada di lift hanya berdua dengan pemuda asing, ketakutan itu makin menggelayut. Ia memasang kewaspadaan, sembari mengamati gerak-gerik pemuda itu.

Ia hampir tiba di lantai tujuan. Pelan-pelan perasaan khawatirnya mulai menghilang, berganti penasaran. Pasalnya, ia melihat pemuda itu tampak selalu menundukkan pandangan.

Saat keluar dari lift, gadis itu memberanikan diri bertanya. “Apakah aku tidak cantik?”

“Bagaimana aku tahu engkau cantik atau tidak, aku tidak melihat wajahmu,” kata pemuda itu masih dengan menundukkan pandangan.

“Mengapa engau tidak melihatku, apakah aku tidak cantik?”

“Agamaku melarangku.”

“Aku sempat berpikir engkau akan menggangguku”

“Aku takut kepada Allah”

“Agamamu yang telah melarangmu melihat wajah gadis asing, pasti juga melarangmu mengganggu kan?”

“Ya, Islam melarang kami berbuat buruk. Termasuk mengganggu orang lain”
Sang gadis berpikir dengan cepat. Ini adalah mutiara langka, simpulnya. Pria seperti inilah yang dicarinya. Pria yang baik hati, taat kepada agamanya dan pasti setia.

“Maukah engkau menikah denganku?” Mungkin pertanyaan itu amat tabu bagi banyak wanita Asia, tetapi gadis Amerika itu tanpa malu mengatakan kejujuran hatinya saat itu juga. Ia tidak banyak mempertimbangkan apakah sang pemuda itu nantinya mau atau menolak. Jika ia mau, berarti ia telah beruntung dengan langsung menanyainya. Kalaupun tidak pemuda itu tidak mau, toh hanya mereka yang tahu dialog itu. Tidak akan ada ruginya, tidak pula menjatuhkan harga dirinya.

“Saya muslim. Apa agamamu?” tanya sang pemuda.

“Saya bukan muslimah”

“Kalau begitu saya tidak bisa menikah denganmu”

“Jika aku masuk agamamu, apakah engkau mau menikah denganku?”

“Ya, insya Allah”

Gadis cantik itu kemudian bertanya bagaimana cara masuk Islam. Dengan cepat, ia juga mempelajari Islam. Akhirnya, gadis cantik itu menjadi mualaf dan menikah dengan pemuda Maroko tersebut.

Pemuda Maroko itu tidak menyangka, istrinya adalah seorang gadis yang kaya raya. Rupanya ia mendapatkan warisan yang sangat banyak dari orang tuanya. Kini, jadilah pemuda Maroko itu orang yang kaya raya bersama istrinya yang cantik dan shalihah.

Masya Allah… Pemuda itu telah menghindarkan dua matanya dari hal yang dilarang Allah, maka Allah kini membalasnya dengan dua kebaikan; mendapatkan gadis itu dan menjadi orang kaya.[]

Surat kecil untuk antum yang sedang memperbaiki diri...

0

Ana gabisa bilang apa apa, kita kenal dalam waktu yang sebentar, dan kini kita sepakat  buat merelakan hati masing masing. Mencoba menahan diri untuk semuanya.

Sebelum nya ana cuma mau minta maaf, maaf atas semua fitnah wanita dari diri ana sama antum, karna ana sadar semenjak antum kenal ana semuanya berubah seperti air tumpah dari wadahnya.

Sekarang kita sama2 sadar, bahwa cinta ini adalah cinta yg tidak semestinya, bukan cinta yg haq, bukan cinta yg Allah ridhoi. Karna Allah cuma ridho atas cinta yg telah mengucap janji suci terhadap Nya.

Sekarang kita cuma bisa berusaha, memperbaiki diri, perbaiki niat, hanya karena Allah saja.

Saat ini, ana ikhlas kan antum InsyaaAllah, ana lepasin antum. InsyaAllah ana berusaha kuat, walau mungkin itu agak berat dan mengorbankan cercaaan hati dan jutaan pasang airmata yg mengalir. Ah tapi tak apa, ini hanya sebentar saja bukan?

Kelak jika Allah ridho kita bersama, kita akan bertemu melalui jalan manapun yg Allah suka kan?

Tapi jika memang Allah tidak relakan kita bersama, kudoakan semoga kelak antum mendapat wanita shalihah yg dapat membahagiakan antum tanpa menuntut macam2, hang jauh lebihbaik dari ana.

Ana cuma bisa bilang, selamat berjuang, karna proses ini tak semudah yang di bayangkan, kadang iman akan naik turun, mungkin sekarang antum bersikeras dan bersemangat, namun kelak antum akan merasakan betapa lelah nya perjuangan untuk sebuah penantian yg panjang.

Ana bahagia bisa kenal antum, ana bahagia atas kisah yg telah antum torehkan dalam hidup ana, dan kini izinkan bahagia itu untuk berada dalam koridor nya, berada dalam bahagia yg hakiki, bukan bahagia yg semu, karna itu hanya akan siasia saja. Terimakasih atas ketegasan antum memilih untuk melepaskan diri ana, ana bahagia atas keputusan antum, sekalipun jujur ini sangat menyedihkan dan menyakitkan, tapi jika memang ini yg terbaik, ana bisa apa. Ana cuma bisa hela nafas dan berkata "baiklah, lillah, bismillah". Ana cuma bisa mendoakan antum dalam lirih bait yg ana lantunkan pada sang pemilik cinta.

Buat antum, jadikan Allah yg satu satu nya, 
Semoga kita istiqomah. Allahussomad, innallaha ma'ana. Oke?
Jika memang antum benar benar serius, Ana tunggu niat baik antum nanti...

Jika memang hanya satu, pastikan itu aku 😅

Salam dari sang rindu..
14.13

Hidup bukan hanya tentang aku dan kamu

0

Hidup bukan hanya tentang aku dan kamu
Bukan hanya tentang siapa aku untukmu, 
Bukan tentang seberapa besar cintaku padamu (manusia)
Bukan hanya tentang itu semua
Hidup bukan tentang dunia..

Hidup adalah tentang siapa diri kita di hadapan Nya
Tentang seberapa cinta kita untuk Nya
Seberapa besar pengorbanan kita untuk meraih ridho Nya
Hidup adalah tentang siapa kita di akhirat
Tentang  siapa yang menemani kita di alam kubur
Hidup adalah tentang adanya syurga dan neraka Nya yang HQQ
Bagaimana kita dapat melewati jembatan shirot secepat kilat
Bagaimana kita dapat memberi saksi atas semua perbuatan kita
Atas semua kebodohan yang telah kita lakukan
Masih kah Dia dapat mengampuni hamba yang tak tau diri ini?
Yang tak tau apa itu arti dari kata terimakasih
Yang tak tau apa itu arti "aku mengampuni mu wahai hambaku"
Lantas kau masih saja mengulangi perbuatan keji itu?
Dimana akal mu? Dimana hati mu? Menyia nyiakan sang Rahman atas kasih sayang nya? Menyia nyiakan cinta Nya demi cinta manusia?
Tak pernah kah kau berfikir, seberapa sering Dia memaafkan mu ketika kau lalai dariNya? Seberapa sering dia memberi mu waktu agar kau dapat bertaubat tapi kau terus mengulangi nya? Seberapa sering cinta Nya kau abaikan? Kau menduakan Dia demi orang lain? Tapi pernah kah Dia mengeluh? Pernah kah dia menegur mu atas rasa cemburu yang ada padaNya karna kau lebih mencintai makhluk ciptaan Nya dari padaNya. Sampai kapan lagi Dia harus memberi kode agar kau peka, agar kau dapat beri perhatian mu pada Nya, agar kau dapat luangkan waktumu seddikkit saja untukNya disepertiga malamNya, menangis untuk Nya. Sampai kapan kau akan sadar?

Hidup ini terlalu singkat untuk urusan dunia sayangku 😢 coba lihat kembali Rabb mu, yang menciptakan mu, yang selalu ada untukmu, yang selalu mengetahui isi hatimu, yang selalu mengabulkan permohonan mu, lantas kau masih saja mengabaikan Nya? Sekarang boleh ku katakan bahwa kau adalah orang yang jahat? 😢

Buka matamu sayang, sadar, kumohon, lihat Dia yang begitu mencintaimu 😢

Tulisan ini terkhusus buat tamparan pribadi..

Salam hangat dari hambamu hang penuh dosa 🙈

Oh Allah, don't leave me please

0

Bukan Allah yang meninggal kan mu, bukan Allah yang menjauh dari mu, bukan pula Allah yang lari dari hidupmu, tapi kau sendiri lah yang pergi dari Nya, yang menjauh dari Nya, yang lupa tentang Nya, tak bersyukur atas segala nikmat dari Nya, yang pandai sekali untuk mengeluh.

Jangan salah kan Dia, Dia sudah terlalu baik padamu, akan semua kasih sayang yang Dia berikan padamu. Bukan Dia yang menjauh dari mu, tapi kau lah yang menjauh dari Nya.

Ketika kau berlari sangat jauh dari dan melepaskan dekapan tubuh Nya dari tubuh mu, bukan malah kau terus berlari, bukan malah kau pergi dan tak kembali, dan bukan pula kau langgar semua janji mu pada Nya.
Tapi, kembali lah, rasakan kembali dekapan nya, rasakan kembali nikmat nya ketenangan mu ketika bersama Nya, naungan Nya yang tak pernah lepas dari dirimu, segala Nya ia berikan hanya padamu.

Kembali lah...

Lawan dirimu, tahan hawa nafsu mu, perbaiki dirimu, gali muhasabah sedalam mungkin, sampai airmata mu mengalir deras karna tingkah bodoh mu yang telah kau perbuat.

Ku yakin, kau kuat. Kau mampu.
Hanya saja kurasa kau ragu, ragu tuk melangkah, ragu bahwa kau fikir kau taakan bisa kembali ke dalam dekapan Nya. Begitu kah?

Sayang, hijrah memang tak semudah itu.
Hijrah tidak akan menjadi menyenangkan ketika kau tak merasakan getir nya perjuangan yang kau hadapi sendiri, berjuang sendirian, itu memang sulit.

Dan sekali lagi, ku yakin kau bisa, kau bisa lawan semuanya, kau kuat, kau mampu, dan kau akan mencapai titik yang hqq. Believe it :)

Jika kau memang telah jauh dariNya, jangan kau tambah dirimu untuk lebih jauh lagi, tapi coba kembali, lakukan hal hal positif yang dapat membuatmu lebih dekat padaNya, bukan malah menghilang dari Nya.

Dia taakan meninggalkan mu sendiri, laa takhof wa laa tahzan, innallaha ma'ana ;)

Kapan Hijrah?

0

Saat kita ingin berhijrah menuju keadaan lebih baik, memang ada dua kemungkinan, apakah kita gagal atau kita berhasil, tapi bila tidak mau berubah, pilihannya hanya gagal

Apa sebab? Karena yang tak mau berubah akan tertinggal, tak usah bicara soalan akhirat, soal dunia saja, mereka yang hanya ingin stagnan, tak mau berubah, akan mati

Berbaring sejenak itu menyenangkan, terus-terusan berbaring itu malah merusak tubuh, berdirilah, berjalanlah, berlarilah, itu menyehatkan, karena kita bergerak

Jangankan manusia, air yang diam saja akan menjadi keruh. Bergerak itu harus, sebagaimana panah yang meninggalkan busurnya, barulah mengenai sasaran

Sampai kapan mau tetap dalam maksiat? Sementara Allah janji menyediakan keluasan di bumi-Nya dan juga ganti yang lebih baik daripada semua yang ditinggalkan karena-Nya

Bila ada yang lebih baik dan lebih luas dari yang sekarang, maka mengapa kita tidak mulai menaati Allah, mulai untuk sesuaikan hidup dengan apa yang Allah inginkan?

Nikmat yang kita rasa di dunia saat maksiat hanya itu-itu saja, terbatas dan takkan lebih dari itu, semakin banyak kita nikmati maka semakin berkurang rasanya

Beda dengan kenikmatan akhirat yang Allah sediakan di dunia, ketaatan pada Allah itu, semakin kita taat maka semakin besar nikmat yang Allah berikan di dalamnya

Sampai kapan kita masih mempertahankan maksiat? Sementara Allah sudah menunggu amal-amal salih kita, menyiapkan balasan yang terbaik buat kita, dunia akhirat

Haruskah Menjadi Sempurna Untuk Bisa Menasehati?

0

Sebagian orang enggan melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, karena merasa belum mampu melakukan amalan ma’ruf yang hendak ia perintahkan, atau meninggalkan kemungkaran yang hendak ia larang. Dia khawatir termasuk ke dalam golongan orang yang mengatakan apa yang tidak dia lakukan. Sebagaimana yang disinggung dalam firman Allah ta’ala,
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kemurkaan Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. As-Shof: 2-3).

Pertanyaan yang harus kita temukan jawabannya adalah: apakah seorang harus sempurna dulu amalannya,  untuk bisa menasehati orang lain? Kemudian apakah setiap orang yang tidak melakukannya apa yang ia perintahkan, dan melanggar sendiri apa yang dia larang, masuk dalam ancaman ayat di atas?

Syaikh Anis Thahir Al-Indunisy, saat kajian membahas kitab Iqtidho’ as-Shirot al-Mustaqiem , di masjid Nabawi malam Senin (20 Rabi’us Tsani 1436 H) menerangkan, bahwa ada dua hal yang perlu dibedakan dalam masalah ini. Beliau mengatakan,
“Bedakan, antara Anda menasehati seorang, sementara Anda belum ada daya untuk melakukan apa yang Anda nasehatkan. Dengan Anda menasihati seorang,  sementara Anda mampu melakukan apa yang Anda nasehatkan.”

Jadi, ada dua jenis orang dalam masalah ini:

Petama, adalah orang yang menasehati orang lain, namun dia belum mampu melakukan amalan ma’ruf yang ia sampaikan, atau meninggalkan kemungkaran yang ia larang.
Yang kedua, adalah orang yang menasehati orang lain sementara sejatinya dia mampu untuk melakukan pesan nasehat yang ia sampaikan. Akan tetapi justru mengabaikan kemampuannya dan ia terjang sendiri nasehatnya,  tanpa ada rasa bersalah dan menyesal. Ia merasa nyaman dan biasa-biasa saja dengan tindakan kurang terpuji tersebut.
Orang jenis pertama, dia belum bisa melakukan amalan ma’ruf yang dia perintahkan, karena dia belum memiliki daya untuk melakukannya. Bisa jadi karena hawa nafsunya yang mendominasi, setelah pertarungan batin dalam jiwanya.  Sehingga, saat ia melanggar sendiri apa yang dia nasehatkan, dia merasa bersalah dan menyesal atas kekurangannya ini. Serta senantiasa memperbaharui taubatnya.

Saat ia tergelincir pada larangan yang ia larang, ia katakan pada dirinya, “Sampai kapan… sampai kapan kamu seperti ini?! Kamu menasehati orang-orang untuk menjauhi perbuatan ini.. sementara kamu sendiri yang melakukannya?! Tidakkah kamu takut kepada Allah.”

Untuk orang yang seperti ini, hendaknya ia jangan merasa enggan untuk beramar ma’ruf dan nahi munkar. Karena tidak menutup kemungkinan, nasehat yang ia sampaikan, akan membuatnya terpacu untuk melaksanakan amalan ma’ruf yang dia perintahkan, atau meninggalkan kemungkaran yang dia larang. Hal ini sudah menjadi suatu hal yang lumrah dalam pengalaman seorang.

Adapun orang jenis kedua, dia menerjang sendiri pesan nasehatnya, setelah adanya daya dan kemampuan untuk melakukan nasehat tersebut. Namun justru dia abaikan. Saat menerjangnya pun, dia tidak merasa menyesal dan bersalah atas tindakannya tersebut. Orang seperti inilah yang termasuk dalam ancaman ayat di atas.

Seperti seorang ayah merokok di samping anaknya yang dia juga merokok. Lalu Sang Ayah menasehatikan anaknya, “Nak…jangan ngrokok. Ndak baik ngrokok itu..” .Sementara dia sendiri klepas-klepus ngrokok di samping anaknya, tanpa merasa menyesal dan bersalah.

Barangkali makna inilah yang disinggung dalam perkataan para salafus sholih dahulu.

Sa’id bin Jubair mengatakan, “Jika tidak boleh melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar,  kecuali orang yang sempurna niscaya tidak ada satupun orang yang boleh melakukannya”. Ucapan Sa’id bin Jubair ini dinilai oleh Imam Malik sebagai ucapan yang sangat tepat. (Tafsir Qurthubi, 1/410).

Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata kepada Mutharrif bin Abdillah, “Wahai Mutharrif nasihatilah teman-temanmu”. Mutharrif mengatakan, “Aku khawatir mengatakan yang tidak ku lakukan”. Mendengar hal tersebut, Hasan Al-Bashri mengatakan, “Semoga Allah merahmatimu, siapakah di antara kita yang mengerjakan apa yang dia katakan, sungguh setan berharap bisa menjebak kalian dengan hal ini sehingga tidak ada seorang pun yang berani amar ma’ruf nahi mungkar.” (Tafsir Qurthubi, 1/410).

Al-Hasan Al-Bashri juga pernah mengatakan, “Wahai sekalian manusia sungguh aku akan memberikan nasihat kepada kalian padahal aku bukanlah orang yang paling shalih dan yang paling baik di antara kalian. Sungguh aku memiliki banyak maksiat dan tidak mampu mengontrol dan mengekang diriku supaya selalu taat kepada Allah. Andai seorang mukmin tidak boleh memberikan nasihat kepada saudaranya kecuali setelah mampu mengontrol dirinya niscaya hilanglah para pemberi nasihat dan minimlah orang-orang yang mau mengingatkan.” (Tafsir Qurthubi, 1/410).

___

Referensi :

Faidah kajian pembahasan kitab Iqtidho’ as-Shirot al-Mustaqiem li mukholafati ash-Haabi al-Jahiim, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, bersama Syaikh Anis Thahir Al-Indunisy. Setiap malam senin di Masjid Nabawi.

Penulis: Ahmad Anshori

Artikel: Muslim.Or.Id

Coretan Hijrah Ku

0

Banyak yang nanya soal hijrah, maaf saya gabisa jawab apa apa, saya justru malu sama diri sendiri, ya Allah 🙈 kelakuan masih begini, amburadul gakaruan, rasanya pengen nampar diri sendiri aja jadinya. Disaat semua berlomba lomba melakukan kebaikan, disaat semua berlomba lomba dalam ketaatan nya, tapi diri ini yang malah mungkin semakin menjauh dari Nya, tak lebih dari seorang hamba yang penuh dosa, menampik akan diri sendiri, layaknya sang pengkhianat pada sang penguasa, ucap di lisan tapi tak nampak pada perbuatan, Allahuuu 😭

Dan sekali lagi, saya cuma bisa ngasih saran aja buat temen temen semuanya, dikarenakan ilmu yang belum mumpuni juga, masih dalam tahap proses belajar perbaikan diri...

Untuk sahabat salihah ku, temen temen se syurga ku, kalian luar biasa, kalian hebat atas pencapaian diri yang sudah kalian lakukan sampai sejauh ini, dan sudah ku katakan, hijrah tak semudah itu, untuk mencapai tahap istiqomah butuh ekstra kuat untuk menghadapi bala tentara musuh yang sering menghadang diri. Kau tak takut pada nya kan? Ku harap tidak.

Tahan diri, bentengi diri, bangun pondasi kuat kuat, buat bangunan yang kokoh dalam diri sebagai penjaga ân, tak ayal agar dia bosan mengganggu mu.

Terus mendekat padanya, dalam keadaan apapun.
Ku tau, semua manusia kadang diliputi bejubel kemalasan dalam diri, ingin solat pun rasanya 'hoaaahh gue capekk' gitu, dan akhirnya memilih tidur sejenak untuk menyimpan penat, sampai waktu ibadah pun terlewat kan karena penundaan waktu yang tak lebih karena hawa nafsu kantuk saja. Begitu kah?

Iman yang kadang naik turun, yang seharusnya tak mengalah kan semangat hijrah mu. Terus gali, gali dan gali, sampai kau merasa benar benar lelah dalam diri, dan sampai Allah yang hentikan perjuangan mu sampai detik ini.
Diri mungkin terasa jenuh, terasa bosan, capek? Dikucilkan, ah itu sudah biasa. Hidup itu penuh warna warni, torehkan tinta apapun yang kita  suka, biarkan ia berkembang dan mengalir sampai kita  benar benar menjadi seorang pemenang, yeahh you win dear...

Paksa diri kuat kuat, bersikap keras lah pada diri sendiri.  Seperti tulisan yang pernah ku baca, "bersikap keras lah pada diri sendiri, tapi jangan kau bersikap keras pada orang lain". Paham maksud nya kan?
Kita boleh paksa dirimu sekuaaatt mungkin dalam taat mendekat pada Nya, sampai kau lelah, sampai kau bosan, dan jangan pernah berhenti, sampai Allah yang menghentikan mu.

Berani katakan tidak pada tentara musuh yang mengganggu mu. Tidak akan ada salah nya ketika kau menolak ajakan nya untuk berbuat maksiat, kita tidak akan kenapa napa, tidak akan terjadi apa apa padamu, justru Allah melindungi mu. Kita  harus percaya itu, you'll be fine dear

Soal pakaian taat, tidak ada salah nya kita memulai hijrah dari mana pun, asal tetap pada timbangan yang sesuai.
Kau hijrah, kitq mengawali nya dengan berpakaian serba syari, kita tampil cantik nan anggun setelah kita kenakan itu, pakaian adalah jati diri seorang muslimah, alquran sudah membuktikan, dan saya pribadi pun sudah membuktikan, bahwa pakaian takwa adalah sebagai tanda agar kita lebih mudah untuk dikenal, agar kau tidak diganggu.
Jika dengan pakaian seperti itu kita masih diganggu, bagaimana dengan pakaian yang serba minim?
Tapii, jangan kau salahkan mereka yang belum hijrah sesempurna hijrah mu, rangkul lah dia, ajak dia untuk lebih mendekat pada Nya, jangan kita kucilkan dia, ingat saja, kita dulu pernah menjadi seperti dia, lalu apa yang membuatmu tega untuk mengucil kan nya hanya karena kita  lebih dulu hijrah dari nya?

Hijrah itu bertahap, jika kau memang kuat untuk sekaligus, lakukan saja. Sampai kau menemukan sense pada dirimu sendiri.
Dimulai dari pakaian misalnya, lalu beranjak kepada akhlak, bahkan akhlak pun tak jauh lebih penting, bahkan penting sekali, pakaian takwa harus diimbangi dengan akhlak yang mulia, yang menghargai sesama nya, yang menjadi penenang bagi teman di sekitar nya, yang menjadi pemberi saran yang baik, dengan akhlak kita akan lebih dikenal sangat berati bagi mereka, mereka mengenal mu karena kebaikan yang kita  punya, dan ketika kau telah tiada nanti, mereka akan merindu kan mu karena kebaikan akhlak mu, tidak kah kita ingin seperti itu? Memiliki akhlak layak nya RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam. MaasyaaAllah...

Ketika ada pakaian takwa, berakhlakul karimah, juga harus diimbangi dengan ilmu. Walau pada dasar nya ilmu adalah tingkatan pertama, dengan ilmu kita akan lebih mengerti apa yang telah kita  kerjakan, dengan ilmu kita akan takut ketika kita lakukan satu kesalahan karena kita  pasti tau apa akibat nya. Dengan ilmu kita akan berlomba lomba dalam hal kebaikan karena ganjaran yang akan kita perbuat sangat besar nilai nya. Dengan ilmu kau tidak akan di bodohi, dengan ilmu kita punya keyakinan dalam diri, dengan ilmu kita akan dapat mengetahui kebenaran dan kebatilan.

Maka semuanya perlu diimbangi, antara pakaian takwa, akhlak dan ilmu.

Tapi ketika kita sudah tau satu ayat yang kita dengar, example nya solat deh ya yang gampang, ketika kita udah nemu ayat tentang sholat, laksanakan lah perintah itu, tanpa tapi, apalagi itu perintah dari Allah langsung. Termasuk ayat muhkam, ayat yang sudah jelas makna nya.

Yaa kita belajar sami'na wa atho'na, kami dengar dan kami taat.

Jangan kayak ahli kitab, mereka udah tau ilmu nya, tapi mereka ga ngelaksanain ilmu itu, jadi ilmunya? Yaps sia siaaa aja.

Ketika kita udah tau 'wah kudu pake khimar nih, pake mi'nah, taat orang tua, tinggalin zina, puasa haji dll pokoknya yang sudah Allah perintahkan, segera lakukan segera laksanakan.

Dahulu di jaman nabi juga gitu, ketika turun ayat tentang hijab, istri mereka langsung menarik gorden rumah mereka dan mereka jadikan sebagai penutup kepala.

Nah, ini yang namanya sami'na wa atho'na.

Kita memang belum tentu melaksanakan semua ayat yang ada didalam alquran, maka dari itu, kita mulai dari yang terkecil, dari yang kita tau, dari yang kita bisa, dan dimulai dari sekarang. Oke????

InsyaaAllah kita akan merasakan kebahagiaan yang hqq, kita akan merasakan betapa nikmatnya hidup ini, ketika kita udah lelah banget nih "ya Allah aku cape, cape dituduh ini itu, di jauhin orang dsb" , kita akan merasakan 'ya Allah, inilah perjuangan ku untuk meraih ridho mu, tuntunlah aku untuk meraih syurga mu, ajarkan ku ikhlas dengan semua kelelahan ini, sampai kau hentikan aku pada titik tahap terakhir ku untuk meraih ridha-Mu'

Semangat sahabat salihah ku, genggam tanganku erat erat, genggam sang pemilik hati, agar Dia tetap kan hati mu diatas agama Nya. Agar kau tetap teguh dalam meraih taat Nya.

Believe in Allah, bahwa kau bisa, kamu yakin kamu bisa, pasti dan harus kamu bisa. Take smile 😊

Kita sama sama saling mengingatkan, karena kita adalah satu tubuh, diatas satu naungan Allah yang berada diatas Arsy'

Jangan Menjelek-Jelekkan Makanan

0


🖊Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Janganlah menjelek-jelekkan makanan, kalau tidak suka yah tinggalkan saja. Tak perlu beri komentar tanda seolak-olah menolak rizki Allah.

Imam Nawawi membawakan dalam kitab Riyadhus Sholihin mengenai tidak bolehnya mencela makanan dan disunnahkan memujinya. Beliau bawakan dua hadits dari Abu Hurairah dan Jabir berikut ini.

Tidak Menjelek-jelekkan Makanan

Dari Abu Hurairah, ia berkata,

ُهَكَرَتُهَهِرَك ْنِإَو ، ُهَلَكَأ ُهاَهَتْشا ِنِإ ، ُّطَق اًماَعَط – ملسو هيلع هللا ىلص – ُّىِبَّنلاَباَع اَم

“Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela suatu makanan sedikit pun. Seandainya beliau menyukainya, beliau menyantapnya. Jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya (tidak memakannya).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064).

Lihatlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan cara bagaimana menghadapi makanan yang tidak kita sukai, yaitu dengan ditinggalkan. (Bahjatun Nazhirin, 2: 51).

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Inilah adab yang baik kepada Allah Ta’ala. Karena jika seseorang menjelek-jelekkan makanan yang tidak disukai, maka seolah-olah dengan ucapan jeleknya itu, ia telah menolak rizki Allah.” (Syarh Al Bukhari, 18: 93)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Makanan dan minuman yang dinikmati ketika disodori pada kita, hendaklah kita tahu bahwa itu adalah nikmat yang Allah beri. Nikmat tersebut bisa datang karena kemudahan dari Allah. Kita mesti mensyukurinya dan tidak boleh menjelek-jelekkannya. Jika memang kita suka, makanlah. Jika tidak, maka tidak perlu makan dan jangan berkata yang bernada menjelek-jelekkan makanan tersebut.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 199)

Namun tidak mengapa jika memberi kritikan pada yang masak, misalnya dengan berkata, “Hari ini masakanmu terlalu banyak garam, terlalu pedas atau semacam itu.” Yang disebutkan ini bukan maksud menjelakkan makanan, namun hanyalah masukan biar dapat diperbaiki. Lihat idem, 4: 200.

Hendaklah Memuji Makanan

Adapun dalam masalah memuji makanan dapat terbukti dari hadits Jabir bin ‘Abdillah berikut ini.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada keluarganya tentang lauk. Mereka lantas menjawab bahwa tidak di sisi mereka selain cuka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

ُّلَخْلاُمُدُألا َمْعِن ُّلَخْلا ُمُدُألا َمْعِن

“Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR. Muslim no. 2052).

Perhatikan, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta lauk, yang ada hanyalah cuka. Maka beliau pun tetap menyantapnya, bahkan memujinya. Inilah yang dimaksud memuji makanan.

Jadi, di antara petunjuk Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jika beliau dapati makanan yang disenangi, maka dipuji. Begitu pula hadits Jabir mengajarkan untuk bersederhana dalam makan. Kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa tidak semua yang disenangi jiwa mesti dituruti, kadangkala keinginan semacam itu ditahan seperti diajarkan oleh Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- di sini. Lihat Bahjatun Nazhirin, 2: 51.

Hanya Allah yang memberi taufik.

[FB : Menebar Dakwah Salaf]

HIKMAH INDAH 🌻

0

🌻 Wajah-wajah yang cantik dan tampan akan meleleh sirna menjadi debu dunia

🌻 Yang kekal hanyalah perbuatan baik, yang membentuk wajah yang jauh lebih cantik dan tampan  di surga kelak

🌻 Hidup ini sangatlah singkat, tidak butuh dengan kebencian, iri hati dan kemunafikan

🌻 Kelak esok, kita hanya menjadi kenangan saja

🌻 Tetaplah tersenyum dan maafkan orang yang berbuat buruk kepadamu

🌻 Karena surga itu hanya butuh kepada hati yang bersih...

✍@abinyasalma

Al-Wasathiyah Wal I'tidål

BERHENTILAH, WAHAI PELAKU MAKSIAT…

0


.
Wahai pelaku maksiat, berhentilah dari semua dosa dan maksiat yang dimurkai Allah…

Engkau menginginkan kenikmatan Surga, tetapi tetap bergelimang dalam kemaksiatan…
Engkau menginginkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, tetapi tetap berpindah dari satu maksiat ke maksiat yang lain…

Sampai kapan kebaikan-kebaikan tetap gersang, sedangkan keburukan-keburukan terus bersemi…?
Sampai kapan merasa acuh tak acuh, padahal telah datang ancaman siksa yang sangat keras…?
Sampai kapan engkau marah ketika dinasihati…?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إنَّ أبغضَ الكلامِ إلى اللَّهِ أن يقولَ الرَّجلُ للرجل : اتَّقِ اللَّهَ ، فيقولُ عليكَ نفسك

“Sesungguhnya ucapan yang paling dibenci Allah adalah seseorang yang ketika dikatakan kepadanya : “Bertakwalah kamu kepada Allah“, maka dia pun menjawab : “Urusi saja dirimu sendiri” (HR. An-Nasaa’i, hadits dari Abdullah bin Mas’ud, lihat ash-Shahiihah no. 2939 dan 2598)

Bukankah sekarang waktunya untuk menyesali dosa-dosa yang telah lalu…?
Bukankah sekarang waktunya bangkit dari kelalaian…?
Bukankah sekarang waktunya untuk mengagungkan Rabbul ‘izzah…?
Bukankah sekarang waktunya untuk kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah…?

Berapa banyak air mata penyesalan tertumpah di hari Kiamat, menangisi dosa-dosa yang tercatat di dalam Kitab…?
Siapakah yang akan membela saat berdiri di hari Hisab, lalu ditanyakan apa yang diperbuat…?

Sungguh aneh, bagaimana manusia bergembira, sementara maut membuntuti, kuburan menanti, Kiamat semakin mendekati, dan dihadapan Allah kelak mereka berdiri…

Alangkah kerasnya hati akibat cinta dunia, dan mengabaikan kematian…
Alangkah kerasnya hati akibat banyaknya dosa dan maksiat, serta mengabaikan akhirat…

Manusia yang hatinya lembut adalah jika hatinya merasa takut kepada Allah, hingga mereka paling sedikit dosanya dan cepat meneteskan air mata…

Jika rasa takut itu berada di dalam hati, maka ia akan membakar tempat-tempat nafsu syahwat di hati, dan akan mengusir kecintaan terhadap dunia darinya…

Ketika hasrat ibadah terasa lemah, saat taat dirasa berat, tatkala syahwat makin menguat, dan kala hati terkubur dalam futur, maka jawablah :

“Relakah aku mati dalam keadaan seperti ini ?“

Hitungan terakhir adalah keluarnya nyawa…
Hitungan terakhir perpisahan dengan keluarga…
Hitungan terakhir adalah masuknya ke kubur…

Bersegeralah, wahai pelaku maksiat…!

Yang tersisa tinggal beberapa hembusan nafas…
Sekiranya dia tertahan, niscaya terputuslah amalan…
Semoga Allah merahmati orang yang melihat dirinya, lantas menangis karena dosa-dosanya…

Demi Allah, barangsiapa tidak mendapatkan rahmat, maka tempatnya adalah adzab Allah…
Demi Allah, barangsiapa tidak mendapatkan ampunan, maka tempatnya adalah adzab Allah…
Demi Allah, barangsiapa tidak mendapatkan Surga, maka tempatnya adalah Neraka Allah…
.
.
Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى
.

Untukmu yang tak mampu lagi aku ceritkan pada dunia.

0

Untukmu yang tak mampu lagi aku ceritkan pada dunia.
Entah karena kebaikan yang kau miliki.
Atau paras yang menarik hati.
.
Tuan, kini aku dihantui oleh ribuan tanda tanya tentangmu.
Hanya saja setiap hal kau berlagak sama.
Kau bosan?  Tapi tetap tinggal.
Kau lelah? Tapi tetap bertahan.
.
Akupun hanyut dalam hal itu.
Sikapmu membahasakan seolah olah aku harus pergi.
Tapi, kaupun tak ingin jika itu terjadi.
Tuan,  katakanlah apa inginmu yang sebenarnya.
Agar aku tahu, agar aku mengerti.
.
Mungkin benar aku tak pantas bagimu yang jauh lebih baik dibandingkan aku.
Namun,  apakah salah jika aku berharap seperti itu?
.
Tuan, jika benar kaupun telah menemukan yang baru.
Katakanlah, agar semua pertanyaan-pertanyaan yang menyiksa inipun pergi.
Aku tak ingin, kau bertahanpun karena terpaksa.
Bukankah sesuatu yang dipaksa itu hasilnya tidak baik?
Maka dari itu jujurlah tuan.
Apapun akhirnya nanti, kan ku coba Ikhlas.

Dariku,
Perempuan yang memperjuangkanmu.
.

Tuan

0


Tuan
Memang benar bahwa engkau telah kutetapkan sebagai seseorang yang akan mengisi hariku juga hatiku .

Seseorang yang akan kuusahakan kebahagiaanmu itu tercipta karena adanya aku .

Seseorang yang akan menghabiskan sisa umurnya kelak bersamaku hingga berbahagia dijannahNya .

Namun,
Jika yang kurasakan tidak juga engkau rasakan. Bagaimana mampu aku memaksamu untuk bersamaku?
Memaksa engkau berjanji untuk tetap menjadi milikku. Aku tidak bisa melakukan itu .

Pergilah Tuan,
Carilah sosok yang bisa membahagiakan hatimu dan mendebarkan jantungmu.
Tidak seperti aku yang gagal membuatmu jatuh cinta terhadapku .

Carilah sosok wanita yang bisa mengisi waktumu .

Namun maaf Tuan,
Tidak akan lagi ada aku yang menanti kehadiranmu penuh cinta.
Tidak akan ada lagi aku yang berharap engkau berikan janji kepastian.
Karena hatiku telah berusaha melupakan selagi engkau berusaha mencari cinta yang baru .

TAJAMNYA LISAN MENGHAMBAT NASEHAT

0

Manusia yang paling buruk adalah manusia yang dijauhi manusia karena keburukannya. Manusia menjauh disebabkan keburukan akhlaknya, keburukan perilakunya, keburukan kata-katanya, LISANNYA TAJAM BAK SEMBILU sehingga manusia tidak mau dekat dengannya.

🔴 Jika demikian keadannya maka akibatnya sangat fatal...
Yaitu NASEHAT YANG DATANG SANGAT TERBATAS
“Boro-boro mau nyampaikan nasehat, ketemu saja malas. Kenapa? Buruk akhlaknya... Dia sudah tahu jika jumpa dengan si fulan/ si fulanah pasti saja ada hati yang tersakiti... Pasti ada kata-kata yang menyakiti hati... Maka manusiapun tidak mau dekat dengannya...

🔴 RUGINYA BAGAIMANA? saluran nasehatpun terhambat.
Bukankah kita menuju kesempurnaan itu dengan nasehat? Kita butuh nasehat orang lain. Para salaf terdahulu selalu meminta nasehat kepada teman-temannya. Padahal shahabat adalah orang yang dijamin masuk surga namun mereka tetap butuh nasehat bahkan nasehat dari orang yang lebih muda darinya. Ini menunjukkan ketinggian iman para shahabat yang sudah dijamin masuk surga namun masih takut. Jika kita yang dijamin masuk surga… nggak karuanlah jika kita sudah dijamin masuk surga!

Sepertinya iman kita tidak sanggup untuk menerima itu. Coba bayangkan jika kita dijamin masuk surga bagaimana tingkah laku kita besok? Nggak ngerti saya..

Begitu tingginya iman para shahabat... sudah dijamin masuk surga namun tetap butuh nasehat. Contohnya Umar bin Khattab yang minta nasehat dari Hudzaifah Ibnul Yaman ketika beliau bertanya ‘Wahai Hudzaifah apakah aku termasuk orang munafiq yang namanya disebut oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?’ Bayangkan saja Umar yang sudah dijamin masuk surga masih bertanya meminta nasehat! Oleh karena itu kita butuh nasehat karena dengan cara seperti itu kita meraih kesempurnaan.

🔴 Kita bukan orang yang lepas dari dosa… setiap anak Adam bersalah. Tiap hari kita berbuat salah dan kita perlu masukan dan nasehat dari orang lain.

Dalam Sebuah ayat Allah Ta’ala berfirman yang artinya: ‘berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang beriman.’ Kita butuh nasehat dari saudara-saudara kita. Kita butuh cermin untuk mengetahui kelebihan kita.

🔴 Apa jadinya seandainya saudara-saudara kita tidak mau memberi nasehat kepada kita..? Bahkan lari dari sisi kita menjauh dari kita... Tentunya nasehat yang kita harapkan pun semakin jauh...

🔴 AKIBATNYA APA?
Kita merasa selalu benar... Merasa sudah baik dan merasa sudah sempurna!” 

👤 Imam Al Bukhari dalam Adabul Mufrad menjelaskan:
"Manusia terburuk adalah yang ditakuti keburukannya."

Lanjutan artikel --> shahihfiqih.com/tazkiyatun-nafz/tajamnya-lisan-menghambat-nasehat-teman/

________________________

👤 Ustadz Abu Ihsan Al Atsary, M.A

Apa Alasanku Untuk Tidak Bersyukur?

0

Tanya lagi pada diri kita! “Apa alasanku untuk tidak bersyukur?”

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْئَرُوْنَ

 “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl : 53)

 

Sahabat-sahabatku muslimahrahimakunnallahu, bila dibahas siklus hidup manusia sehari-hari dari kita bangun hingga tidur, coba tanyakan pada diri sendiri “apa alasanku untuk tidak bersyukur?” Mulai dari bangun tidur, kita masih diberi kesempatan hidup, jantung masih berdetak, tangan masih bisa digerakkan, dan kaki masih mampu dipakai untuk berjalan. Kemudian kita hendak mengambil wudhu, hati masih digerakkan untuk melaksanakan sholat, mengingat Allah ‘azza wa jalla. Ketika mengambil air, kita masih diberikan rezeki air yang mengalir, kemudian jika keadaan masih gelap kita bisa menyalakan lampu yang sangat mudah untuk dinyalakan dengan menekan tombol saklar lampu tanpa repot-repot menyalakan api. Setelah itu, ketika mandi kita mendapat rezeki air yang melimpah, memakai sabun, pasta gigi, dan sampo. Kita diberi rezeki untuk mampu mendapatkan itu semua. Selanjutnya, ketika mengenakan pakaian, kita pun diberi rezeki untuk bisa mengenakan pakaian secara lengkap. Bayangkan sahabat-sahabatku, bila kita tidak memiliki pakaian sama sekali!

Kemudian kita makan. Mari kita bicarakan nasi! Allah menurunkan hujan ke bumi ini ke tempat yang Dia kehendaki, kemudian memberi sinar matahari yang sangat bermanfaat bagi bumi sehingga tanah-tanah menjadi subur dan bisa digunakan sebagai tempat untuk menanam padi. Dia juga memberi kenikmatan bagi para petani untuk mengurus padi hingga menjadi beras, kemudian Dia juga yang memberi rezeki kepada para pedagang agar bisa menyalurkan beras-beras itu ke warung-warung dekat rumah kita. Dia juga yang memberi rezeki kepada orang tua kita sehingga kita memiliki uang untuk membeli beras. Tidak cukup sampai disitu, kita diberi rezeki untuk bisa menanak nasi menggunakan rice-cooker dengan hanya mencolokkan ke sumber daya listrik, hanya dengan menekan tombol, kemudian jadilah nasi hangat yang siap disantap. Masyaa Allah, itu baru nasi, padahal kita makan dengan lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan lainnya.

Sudah lumayan panjang pembahasan kita dari 3 aktivitas ini, masih mau lanjut?

Baiklah.. mari kita renungkan. Sebagian dari kita ada yang masih sekolah atau kuliah. Kaki kita masih mampu melangkah untuk menuntut ilmu, otak kita masih mampu untuk menerima pelajaran, tangan kita masih mampu untuk menulis, dan kita menulis pakai apa? Kita menulis menggunakan alat tulis dan buku. Bagaimana proses pembuatan buku? Allah telah menciptakan pohon dan memberikan kemampuan manusia untuk mampu mengolahnya dengan sedemikian rupa hingga menjadi kertas. Belum lagi kita diberi rezeki untuk memiliki pensil, pulpen, penghapus, tas, dan lainnya.

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihat…

Allah benar-benar menciptakan kita sebagai sebaik-baiknya makhluk, terbukti bahwa kita memiliki jantung dan tidak ada orang yang bisa membuat persis sama sepertinya, kita memiliki tangan, kaki, dan mata yang tidak akan mau kita tukar dengan harta dunia apapun.

Tetapi mengapa kita selalu luput untuk mensyukuri nikmat yang Allah berikan selama ini? Kita telah membahas sebagian aktivitas kita dari pagi sampai siang hari. Belum untuk satu hari dan belum untuk hari-hari sebelumnya yang sudah kita lewati dengan nikmat Allah yang begitu banyak.

Terkadang kita hanya memikirkan, mengapa teman kita lebih cantik dari kita? Kenapa gak kita yang cantik? Kenapa gak kita yang mulus wajahnya? Kenapa gak kita sih yang putih kulitnya dan yang matanya indah? Kenapa bukan aku sih yang naik mobil bagus? Kenapa gak aku sih? Bukan aku aja sih? Dan lain-lain sebagainya.

Jiwa yang Tenang

0


-------

Jiwa terkadang malas,

Terkadang ia letih, lelah ketika melakukan ketaatan.

Terkadang kesabarannya melemah, entah itu sabar di atas ketaatan, sabar dari menahan diri 'tuk tidak bermaksiat, atau sabar menghadapi takdirNya yang tidak ia sukai.

Terkadang terlintas dalam dirinya untuk beristirahat sebentar dari keistiqomahan.

Apabila kesemua ini terlintas dalam dirinya,
Segera Ingatkanlah dia akan sebuah hadits dari Nabi.

Sesungguhnya Beliau pernah bersabda,

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya barang dagangan Allah sangat mahal, dan ketahuilah bahwa barang dagangan Allah adalah surga.”

(HR. at-Tirmidzi dan al-Hakim, dinyatakan shahih oleh Imam al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani).

Semoga ia sadar bahwa apa yang telah ia lakukan itu belumlah ada apa-apanya dengan janji balasan surga yang amat mahal nilainya.

Semoga ia sadar bahwasanya untuk masuk Surga butuh pengorbanan yang besar, bukan sekedar angan-angan.

Wahai jiwa, tenanglah, kembalilah engkau ke Tuhanmu dalam keadaan diridhoi-Nya...

Ciri Pecinta Dunia :

0

Mengagumi Orang yang "Wah" Dari Segi Duniawi

-----

Pernah Denger ga? Ada orang yang ngobrol sama temannya, mereka asik ngobrol, ngomongin orang lain.

Orang yang diomongin ini adalah orang yang secara duniawi 'sukses', entah karirnya yang bagus, rumahnya yang besar, mobilnya yang mewah, sudah jalan-jalan keliling dunia dan lain semacamnya.

Mereka pun berkomentar,

"dia mah enak hidupnya, dah punya rumah, mobil. beruntung dia."

"Hebat dia sekarang, dah jadi boss."

"Mantap ya dia, bisa jalan-jalan ke luar negeri."

Atau perkataan-perkataan semisal yang menunjukkan kekaguman.

Ternyata, perkataan semacam ini sudah pernah diucapkan ribuan tahun yang lalu oleh orang-orang terdahulu.

Allah berfirman,

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". [Surat Al-Qashash : 79]

Yup, dulu sebagian dari Bani Israil kagum dengan keduniawian Qarun. Mereka menganggap orang yang "wah" dunianya adalah orang yang beruntung. Mereka menjadikan standar keberuntungan hidup di dunia apabila keduniawian seseorang itu bagus.

Akan tetapi...

Allah mencela mereka, Allah menyatakan mereka sebagai orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia.

Apabila kita lihat dan renungkan,

Betapa banyak seseorang yang sholat, puasa dan melakukan ibadah lainnya, Namun ketika memandang, menilai orang lain berdasarkan perkara dunianya, ia pun berkomentar terhadap orang lain sebagaimana perkataan di atas, kagum sebagaimana kagumnya Bani Israil terhadap Qarun.

Maka ketahuilah, sesungguhnya  jauh di dalam lubuk hati orang tersebut masih terdapat kecintaan terhadap dunia, masih menjadikan dunia sebagai standar kesuksesan.

Sedihnya, terkadang (atau mungkin sering) sadar ga sadar kita pun melakukan ini.

Semoga Allah menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup kita di dunia ini, memasukkan ke dalam hati kita kecintaan terhadap akhirat di atas dunia...

اللهم لا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا

Ya Allah, Janganlah Engkau jadikan musibah kami menimpa pada agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan puncak dari ilmu kami...

Orang yang terus menerus tenggelam dalam kemaksiatan, maka Aqidahnya akan hancur.

Lihatlah Orang-orang yang gemar bermaksiat, untuk mengucapkan nama Allah saja mereka berat. Kelu lisan mereka untuk menyebut nama Allah, mereka menyebut Allah dengan Tuhan, dengan Yang Di Atas. Sekedar mengucapkan nama Allah saja mereka sulit.

Untuk diajak sholat berjamaah, mereka juga berat. Padahal Di zaman Nabi dulu hanya Orang-orang munafik sajalah yang berat dalam melakukan sholat berjamaah.

(Faedah dari kajian yang disampaikan oleh Ust. Badru Salam)

Ketika Teman Kentut

0

----

Pernah ga? Lagi kumpul bareng-bareng sama temen, tiba-tiba tercium bau kentut.

Biasanya orang-orang bakalan nyeletuk,

"siapa nih yang kentut."

Atau saling tuduh menuduh,

"Elo ya yang kentut..."

Atau komen,

"Bau banget nih kentutnya, kayak telor busuk.."

Dan perkataan / ejekan lainnya yang, well, cukup menusuk.

Omong-omong tentang temen kentut, kejadian seperti ini pernah terjadi di zaman salaf kita.

Disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah, bahwasanya Sahabat Nabi, Jarir bin Abdullah Al-Bajaly rodhiyallahu anhu pernah bersama sekelompok orang dan juga Umar bin Khottob radhiyallahu anhu di sebuah rumah. Tiba-tiba Umar mencium bau kentut.

Umar berkata,

"Aku sarankan orang yang kentut ini berdiri dan berwudhu."

Jarir pun berkata,

"Tidakkah lebih baik kita semua berdiri dan berwudhu wahai Amirul Mukminin?"

Mendengar perkataan tersebut, Umar menjawab,

"Sebaik-baik pemimpin di masa jahiliyah adalah engkau, dan sebaik-baik pemimpin di masa Islam pun juga engkau."

Lihatlah apa yang dilakukan oleh Sahabat Jarir, beliau berkata demikian untuk menutupi orang yang kentut tadi, agar tidak membuat malu orang tersebut. Umar bahkan memuji perbuatan beliau.

Kentut di depan umum apalagi dengan bau yang "menakjubkan" sudah cukup untuk membuat malu seseorang.

Adakah manfaatnya bagi kita mencari-cari tahu siapa yang melakukannya?  Bukankah hal ini hanya akan menambah rasa malu?

Terlebih lagi jika diiringi dengan mentertawakan, padahal Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam pernah bersabda,

“Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya.” (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

Nah, daripada sibuk mencari tahu, salah-salahan, lebih baik diam, pretend nothing happened, kalo ga kuat baunya, ya walk out aja kayak anggota-anggota DPR itu.

Terkadang, kita memang harus diam tak berkomentar untuk menjaga perasaan & harga diri orang lain.

Bukankah demikian...?

Tentang Al-Magdhub (Golongan Yang Dimurkai)

1

-----

Pada ayat terakhir dari Surat Al-Fatihah, Allah menyebutkan salah satu dari 3 golongan manusia yakni  "Al-Magdhub", yang artinya dimurkai.

Mengapa Allah menggunakan kata "dimurkai" tanpa menyebutkan subjeknya, siapa yang memurkai mereka?

Mengapa Allah tidak menggunakan kata atau kalimat aktif yang langsung menunjukkan bahwasanya "Allah memurkai mereka" ?

Di antara hikmah tidak disebutkannya subjek tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa bukan hanya Allah saja yang murka terhadap mereka, namun Para Malaikat, Para Nabi, Para Rasul dan orang-orang sholeh juga memurkai mereka.

Atau jika ingin dilengkapi, ayat tersebut bisa bermakna,

"Bukan (jalan) mereka yang dimurkai (olehMu, oleh Para Malaikat, oleh Para Nabi dan Rasul serta orang-orang sholeh)".

Nah, Siapakah itu Al-Magdhub?

Mereka adalah orang-orang yang mengetahui kebenaran, akan tetapi mereka tidak mengikuti kebenaran tersebut dan lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu mereka.

Wallahu a'lam.

(Faedah dari Kitab Madarijus Salikin : 17-18)

(Sebuah Kisah Nyata) Kemaksiatan Akan Menghalangi Seseorang Dari Al Qur'an

0

------

"Kalo ngaji di musholla, di mesjid, bukan di kereta."  Sindir seseorang.

Saya terhentak kaget mendengarnya, padahal kedua orang itu membaca Al Qur'an dengan suara pelan yang tidak menganggu sekitarnya, hanya kebetulan saja mereka memang berdiri dekat orang tersebut.

Orang ini yang dari tadi ribut bersuara keras, tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya di kereta itu sepertinya merasa risih dengan kedua orang tadi yang membaca Al Qur'an di HP mereka.

Suara bacaan lirih Al Qur'an yang hampir-hampir tidak bisa didengar itu ternyata sanggup membuatnya gerah.

Ya, dia risih dan gerah, karena pada saat itu ia dan teman-temannya sedang saling bercanda. Ia bercanda sambil menunjukkan konten mesum yang ada di HPnya sambil berkata,

"Mending ini daripada narkoba."

"Istri gue demen juga ginian."

Tanpa malu dan bangga ia melakukan itu di depan umum.

Salut dan kagum saya kepada kedua orang tadi, mereka tak peduli,  tetap terus melanjutkan bacaan Al Qur'an mereka.

Akhirnya, topik pembicaraan gerombolan itu pun berganti, entah karena merasa risih atau bagaimana.

Sekilas saya lihat orang itu mengubah posisinya dari berdiri menjadi duduk di lantai, mungkin agar suara bacaan Al Qur'an kedua orang tadi tidak terdengar olehnya.

Ya, begitulah dampak dari kemaksiatan. Bahkan sekedar untuk mendengar Firman Allah, perkataan Tuhannya saja, ia enggan. Melihat orang lain melakukan ketaatan, ia pun benci.

Kemaksiatan yang sudah menguasai hati akan membuat seseorang membenci Al Qur'an, membenci kebaikan dan para pelaku kebaikan.

Jika tidak percaya, cobalah anda banyak bermaksiat kemudian lanjutkan dengan membaca Al Qur'an, niscaya hati anda akan sangat berat untuk memulainya. Ketika anda hendak membacanya, lidah serasa kelu untuk mengeluarkan suara, anda pun ingin segera menutup mushaf.

Jika Al Qur'an saja sudah berat untuk dibaca, maka bagaimanakah lagi seseorang itu bisa hidup bahagia?

إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ

كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu".
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.  [Al-Muthaffifin : 13-14]

Iseng-Iseng Berzodiak

0

-----

Di antara sebab mengapa sekedar membaca ramalan zodiak dan yang semisal (meski tanpa mempercayainya) itu dapat berakibat tidak diterimanya sholat selama 40 hari* adalah agar tertutupnya pintu-pintu yang mengarahkan ke arah kesyirikan.

Bisa jadi seseorang iseng membaca perihal ramalan dirinya, meski pada awalnya ia tidak mempercayainya. Hari pun berlalu, ia dapatkan ternyata dari ramalan iseng yang ia baca tersebut ada yang sesuai dengan keadaan  dirinya. Akhirnya di dalam hati pun ia berkata,

"Eh, bener juga ya..."

Ia pun mempercayainya, terjatuhlah ia ke dalam dosa yang sangat-sangat besar, yakni kesyirikan. Dosa sangat besar yang tidak akan Allah ampuni kecuali dengan bertaubat.

Allah berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa di bawah dosa (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [An-Nisa : 48]

(Disarikan dari tanya jawab kajian "Takut Terhadap Syirik" oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Hafizhohullah )

Note :
*Hal ini Berdasarkan hadits Nabi,

“Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)

Ramalan yang didapatkan melalui zodiak sama saja dengan ramalan dukun. Hukum membaca ramalan bintang disamakan dengan hukum mendatangi dukun. (Kesimpulan dari penjelasan Syeikh Shalih bin Abdul Aziz Alu syaikh dalam kitab At-Tamhid).

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

"Tidak setiap orang yang diberikan pemahaman agama itu merupakan pertanda bahwa Allah menghendaki kebaikan pada orang tersebut. Akan tetapi, haruslah ada buah amal dari ilmu agama yang telah ia ketahui tersebut."

الصفدية ٢٦٦/٢

Dosaku 'Kan Diampuni

0

---------

Di antara tipu daya setan yang berhasil memperdaya kebanyakan kaum muslimin adalah senantiasa membisikkan bahwa Allah Maha Pengampun, agar kaum muslimin terus bergelimang dalam dosa tanpa bertaubat karena menganggap dosanya pasti diampuni oleh Tuhan Yang Maha Pengampun.

Maka Janganlah heran jika kita melihat banyak orang yang Sholat namun maksiat jalan terus. Sholat ya Sholat, korupsi terus dilakukan, serta amal-amal kejelekan dan perkara haram lainnya.

Mereka dilupakan betapa satu dosa yang seseorang tidak bertaubat darinya dapat menyebabkannya terjatuh ke dalam Neraka.

Allah memasukkan ke Neraka Seorang Mujahid yang menyembunyikan harta rampasan perang.

Allah mengazab wanita yang buruk lisannya.

Allah juga mengazab seseorang di kuburnya karena tidak berhati-hati dari najis kencingnya.

Allah mengazab para pezina di dalam tungku api.

Allah mengazab tukang adu domba, tukang gosip (ghibah) ,  para pemakan riba.

Mereka semua diadzab karena mereka tidak bertaubat dari dosa mereka, meskipun mereka Muslim.

Menjadi Muslim bukan jaminan bahwa seseorang pasti aman dari adzab.

Hanya mereka yang bertaubat, kemudian memperbaiki dirilah yang besar harapannya untuk mendapatkan pengampunan.

Allah berfirman,

فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Maka barangsiapa bertaubat  sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Surat Al-Ma'idah : 39]

Orang Tua Rela Berkorban Demi Anak Di Dunia, Namun Tidak Di Akhirat

0

Orang Tua Rela Berkorban Demi Anak Di Dunia, Namun Tidak Di Akhirat

-----

Di antara hal yang dapat membuat gundah, membuat khawatir orang tua itu kala anaknya sakit, terlebih lagi jika sang anak masih kecil, masih balita, masih bayi.

Orang tua mana yang kepengen anaknya sakit?

Rasa cinta orang tua kepada anak merupakan salah satu rasa cinta manusia kepada manusia lainnya yang paling tinggi di dunia.

Orang tua rela menggantikan rasa sakit sang anak. Mereka rela jika seandainya derita sang anak dialihkan saja ke diri mereka.

Tapi....

Kelak di akhirat, rasa cinta ini hilang, sirnalah sudah.

Di akhirat, urusannya sudah masing-masing, sendiri-sendiri.

Saking dahsyatnya urusan akhirat, para orang tua rela mengorbankan anaknya agar mereka selamat.

Di dunia, para orang tua rela menggantikan penderitaan sang anak, namun di akhirat kelak keadaan bisa berbalik 180°. Seandainya memungkinkan, para orang tua akan mengorbankan anaknya agar mereka bisa terbebas dari adzab Allah.

Allah berfirman,

يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ

Orang yang berdosa ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya. [Al-Ma'arij : 11]

Semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita dari adzab-Nya di akhirat kelak...

Saya Stress...!

0

"Saya Stress...!",

Itu mungkin yang acapkali terucap di dalam hati ketika kita menghadapi berbagai masalah.

Mulai dari tugas sekolah / kuliah yang menumpuk, beban kerja di kantor bertambah berat, utang belum lunas, pengeluaran hidup makin banyak dan problem lainnya yang tak kunjung usai.

Berbagai cara ditempuh oleh manusia demi mengatasi stress ini.

Kalo di barat sana (meski tidak menutup kemungkinan di sini juga ada yang demikian), mereka hang out mabuk-mabukan di bar dan serba-serbi perbuatan kemaksiatan lainnya.

Kalo versi lokal, ada yang merokok berbatang-batang, karaokean sampai larut malam, ndengerin musik hingga berjam-jam, ngegame tak ingat waktu, jalan-jalan keluyuran ga jelas demi refreshing menghilangkan stress.

Akan tetapi, selesainya dari itu semua, stress pun kembali menghampiri. Stress tetap tak hilang, hanya lupa saja sementara.

Bahkan ketika semua cara telah dicoba, stress tak kunjung reda, jadilah ia berputus asa, ada yang menjadi gila, ada juga yang mengakhiri nyawa.

Sayang beribu sayang, betapa banyak dari kita sebagai seorang muslim yang beriman, enggan untuk mengikuti petunjuk Allah dalam menghilangkan stress dan memperoleh ketenangan.

Tuhan kita, Pencipta kita, yang paling tahu terhadap manusia dari A-Z, telah menjelaskan cara itu semua.

Allah berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd : 28]

Allah juga menunjukkan melalui lisan NabiNya ketika beliau membahas tentang majelis ilmu,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ...

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan)...". (HR. Muslim, no. 2699)

Dalam hadits lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

جُعِلَتْ قُرُّةُ عَيْنِيْ فِى الصَّلاَةِ

Dijadikan penyejuk mataku (penenang hatiku) ada pada shalat.[HR. Ahmad dalam kitab Musnad, 3/199]

Siapa di antara kita yang ketika masalah mendera, sewaktu stress datang, kita pun langsung mengambil mushaf Al Qur'an dan membacanya?

Atau datang ke mesjid, ikut kajian, belajar agama, Al Qur'an dan hadits sebagaimana yang dituntunkan oleh Nabi?

Atau kita hamparkan sajadah, tunduk sujud, berdoa memohon jalan keluar dari segala problem kehidupan hingga bulir air mata pun turun berlinang membasahi kedua pipi?

Itulah solusi dari Allah, Dzat yang paling paham tentang kehidupan manusia. Dia telah mengajarkan melalui NabiNya hal-hal yang bisa dilakukan agar manusia memperoleh ketenangan hati.

Sudahkah kita menempuh jalan ini semua?

Tidakkah kita percaya bahwa ini adalah solusinya? Ataukah mungkin karena hati telah tertutup oleh tebalnya dosa & maksiat sehingga berat bagi kita 'tuk menempuh cara ini?

كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. [Al-Muthaffifin :14]

You Already Got Your Chance

0


(Tentang Hidayah)

-------

Di antara cara Allah memberikan sebab hidayah kepada anda adalah dengan memberikan anda seseorang, entah anggota keluarga, teman, baik di dunia nyata maupun maya, atau lainnya yang senantiasa menasehati anda.

Mengajak anda melakukan kebaikan, mengajak anda ikut kajian-kajian islam ilmiah , kajian-kajian sunnah, menasehati anda untuk tidak melakukan perbuatan yang buruk.

Padahal apabila dipikirkan, mereka-mereka ini tidak ada untungnya secara keduniawian dengan mengajak anda. Mereka bisa saja berpikir dan tak perduli, urus saja masing-masing pribadi. Atau bahkan bisa saja anda malah membenci mereka karena perbuatan mereka agak sedikit mengganggu "kesenangan" anda.

Namun, Allahlah yang menggerakkan hati mereka untuk melakukan ini ke anda.

Apabila anda memenuhi ajakan tersebut, kemudian anda ikhlas dalam melakukan kesemua Itu. Maka kelak Allah akan memberikan hidayahNya kepada anda, membimbing anda dengan caraNya yang indah dan lembut.

Apabila anda mengacuhkan, tidak mengindahkan, maka kelak suatu saat, bisa jadi Allah akan cabut kenikmatan ini. Mereka akan acuh terhadap anda, tidak memperdulikan anda.

Mungkin anda senang karena anda merasa tidak ada yang "mengganggu" anda lagi.

Anda pun hidup asyik , bersenang-senang , berfoya-foya hidup di dunia, lupa akan akhirat anda hingga datang kematian.

Namun ketahuilah, bisa jadi itu adalah kali terakhir sebab hidayah anda.

Kelak anda akan menyesal di akhirat, anda ingin protes kepada Allah karena Dia tidak memberikan hidayahNya.

The truth is,

you already got your chance,

but sadly, you missed that...

Tersenyumlah

0

Tersenyumlah,
Meski engkau rasa begitu berat ujianmu,

Tersenyumlah,
Karena ujian itu tak menimpa agamamu,

Tersenyumlah,
Karena ini kesempatan bagimu untuk mendapatkan pahala, terhapuskan dosa, bahkan terangkatnya derajatmu,

Tersenyumlah,
Sesungguhnya di luar sana banyak manusia yang diuji dengan terus bergelimang dalam kemaksiatan, mereka bahkan bangga lagi bahagia saat melakukannya.

Tersenyumlah,
Karena engkau berpeluang mendapatkan pahala di atas pahala, sementara tak sedikit yang dihukum dengan dosa demi dosa.

Tersenyumlah,
Karena Allah tahu engkau mampu melewati ujian ini. Bukankah Dia telah berfirman,

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

(Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya).

Tersenyumlah,
Sungguh dunia 'kan menjadi lebih indah dengan senyum di wajahmu....

Meet Your Frenemy

0

Meet Your Frenemy
(Your Best Friend Will Be Your Enemy)

-----

Sahabat,
Hampir setiap orang memiliki Sahabat. Teman akrab tempat berbagi, bergaul, hang out dan kegiatan bersama lainnya. Namun, pernahkah engkau merenungkan, adakah dirimu dan sahabatmu itu termasuk orang yang bertakwa, yang senantiasa memperbaiki diri dan berusaha menjadi sholeh?

Jika iya, bersyukurlah, sungguh persahabatanmu Insyaallah akan terus berlanjut hingga ke Surga-Nya.

Jika tidak, waspadalah, karena sesungguhnya Allah telah berfirman,

(الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ)

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.[Az-Zukhruf 67]

Mujahid rahimahullah berkata mengenai ayat di atas,

"Setiap persahabatan yang dibangun di atas kemaksiatan di dunia kelak akan menjadi permusuhan." (Tafsir Thobari)

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata,

"Setiap persahabatan kelak akan menjadi permusuhan kecuali persahabatannya orang-orang yang bertakwa." (Tafsir Thobari)

Jika memang demikian kelak adanya,

Engkau pun tetap ingin terus mempertahankan persahabatan yang tak dilandasi dengan ketakwaan itu,

Maka persiapkanlah dirimu,
untuk menjadi musuh bagi sahabatmu....

Akhiratmu Untuk Dunianya

0

---

Orang yang merugi itu adalah orang yang paham kebenaran, tahu mana yang benar dan salah, sudah tahu petunjuk, jalan hidup yang dituntunkan oleh Nabi, namun karena rasa ga enakan kepada  sahabatnya, ce-es nya yang udah kadung akrab, ia pun tetap ikut asyik bergaul dengan mereka meski harus ikut-ikutan bermaksiat, ngebid'ah atau parahnya bahkan melakukan kesyirikan. Takut ga punya temen atau ga gaul pikirnya.

Sungguh, ia telah mengorbankan akhiratnya demi kesenangan duniawi sahabatnya itu.

(وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا * يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي )

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.

Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).

Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku." [Al-Furqan 27 - 29]

Ibnul Mubarok rahimahullah pernah ditanya,

"Apakah hal terbaik yang diberikan kepada seseorang?"

Beliau menjawab, "ilmu (agama) yang melimpah."

"Jika ia tidak punya?"

"Adab yang baik."

"Jika ia tidak punya?"

"Sahabat sholeh yang dapat memberikannya nasehat."

"Jika ia juga tidak punya?"

"Banyaklah diam."

"Jika ia tidak bisa?"

"Disegerakan kematian baginya."

معجم إبن المقري

Hatinya telah Mati?

0

Adakah Hatimu Telah Mati Terkubur Di Dalam Tubuhmu?

-----

Allah berfirman,

وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ

dan tidaklah sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar. [Fathir : 22]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata mengenai ayat di atas,

"Allah menyerupakan orang yang tidak memenuhi seruan Rasul-Nya dengan penghuni kubur, ini merupakan sebaik-baik perumpamaan, karena pada realitanya tubuh mereka telah menjadi kuburan bagi hati mereka. Hati mereka telah mati, dikubur di dalam tubuh mereka."

(Ighotsatul Lahfan 1/22)

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

"Kerasnya hati merupakan buah dari kemaksiatan."

(Iqtidho'ush Shirothil Mustaqim : 290)

Malik bin Dinar rahimahullah berkata,

وكذلك القلب إذا علق به حب الدنيا لم تنفع فيه المواعظ

"...begitu pula dengan hati, apabila ia telah terikat dengan cinta dunia, maka tak akan bermanfaat baginya berbagai macam nasihat."

(Al-Hilyah)

Tidak ada sesuatu apapun yang lebih adil dari tauhid, dan tidak ada sesuatu apapun pula yang lebih zholim dari kesyirikan.

(Madarijus Salikin 3/336)

Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,

"Telah sampai (berita) kepadaku bahwasanya kelak akan ada zaman dimana pada saat itu hati-hati manusia dipenuhi dengan kecintaan terhadap dunia, Tak ada rasa takut (kepada Allah) di dalam hati mereka tersebut."

( Al-Hilyah 7/38)

Imam Qurthubi rahimahullah berkata,

"Setiap orang yang berada pada suatu acara kemaksiatan dan ia tidak mengingkari kemaksiatan tersebut (meskipun ia tidak melakukan kemaksiatan itu), maka ia sama dengan mereka dalam dosanya."

Ahkamul Qur'an 5/418

Menolak kebenaran

0

dunia ini terdapat pelajaran di dalam nya, siapa yang bisa mengerti dari tanda penciptaan  kekuasaan Allah?
Ya itu, dia adalah orang yang mau berfikir tentang ayat ayat Allah.

Mereka tidak mengetahui kebenaran bukan karena kebenaran itu samar dan tidak jelas. Namun karena mereka berpaling darinya. Jika mereka tidak berpaling dan mau memperhatikannya, niscaya kebenaran menjadi jelas bagi mereka dari kebatilan, dengan kejelasan yang nyata dan gamblang.

menolak kebenaran itu merupakan sifat kesombongan yang dibenci oleh Allah

Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi. Seorang laki-laki bertanya: “Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah termasuk kesombongan?) Beliau menjawab: “Sesungguhnya Allah Maha indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim, no. 2749

Seorang Muslim jangan menyerupai orang-orang Yahudi. Mereka mengetahui kebenaran, namun tidak mengikutinya.

Kita pasti tau keledai kan? Nah itu lah perumpamaan nya, perumpamaan bagi orang yang menolak ayat ayat Allah.

Yang Paling Bermanfaat

0


Siapa yang tidak ingin kebaikan dan berbuat baik?
Sebagian manusia menjadikan patokan kebaikan
Adalah banyaknya harta semata
Luasnya ilmu semata
Tingginya jabatan dan kedudukan semata
.
Bahkan manusia menyebut harta dengan "kebaikan" (خير/khair)
Sebagaimana dalam al-Quran,
.
ﻭَﺇِﻧَّﻪُ ﻟِﺤُﺐِّ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻟَﺸَﺪِﻳﺪٌ
.
Artinya: “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada (AL-KHAIR) harta.” (QS. AL ‘Adiyat: 8)
.
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
.
ﻭﺇﻧﻪ ﻟﺤﺐ ﺍﻟﺨﻴﺮ - ﻭﻫﻮ : ﺍﻟﻤﺎﻝ - ﻟﺸﺪﻳﺪ
.
“Maksudnya adalah dan dia sungguh sangat mencintai 'khair/kebaikan' yaitu harta." (Tafsir Ibnu Katsir)
.
Akan tetapi salah satu patokan kebaikan adalah "manfaat dan memberikan manfaat"
.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
.
ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨﺎﺱِ ﺃَﻧْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻟِﻠﻨﺎﺱِ
.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, Shahihul Jami’ no:3289).
.
Ada pohon yang menjulang tinggi
Tapi tidak memberi manfaat sekitarnya
Tidak memberikan buah apalagi naungan yang luas
Bahkan akarnya memakan semua saripati tanah
Membuat kering tanaman sekitar
.
Itulah orang yang jabatannya tinggi
Hartanya banyak dan ilmunya tinggi
Tapi TIDAK PEDULI sama sekali dengan sekelilingnya
Tidak ada manfaat sedikitpun darinya
Yang dirasakan oleh manusia
Ia hanya fokus memikirkan diri sendiri
Menambah harta dan meninggikan kedudukan
.
Tapi ada yang jabatannya tidak terlalu tinggi
Harta tidak banyak dan ilmu tidak terlalu banyak
Tapi memberi manfaat yang banyak
Dan memudahkan urusan manusia
.
Karena bersedekah tidak harus menunggu kaya
Membantu tidak perlu menunggu dibantu dahulu
Menghormati tidak perlu menunggu dihormati dahulu
Memberi manfaat dengan apa yang ada
.
Keberadaannya disenangi
Ketiadaannya dinanti-nantikan
Kedatangannya disambut gembira
Kepergiaannya disedihkan bahkan ditangisi
.
Semoga kita semua yang dimaksud
Paling bermanfaat bagi manusia
Aamiin yaa Mujiibas saa-iliin
.
Penyusun: Raehanul Bahraen

Jangan Merasa Lebih Tinggi

0

Baru Saja Belajar Agama, Jangan Merasa Derajat Lebih Tinggi dari Lainnya
.
Ini adalah kesalahan dalam berdakwah, yang baru ngaji/belajar agama tapi sudah membicarakan kesalahan orang lain,
bukannya membina tetapi menghukum dan menghina
bukannya mengajak surga tapi memvonis neraka dan sesat
bukannya memberi kemudahan tapi membuat dada sesak
bukannya memberi senyum tetapi muka masam
.
Ketika awal-awal mengenal dakwah ahlus sunnah bisa jadi ada rasa bangga dan sombong bahwa ia telah mendapat hidayah dan merasa ia sudah selamat dunia-akherat. Padahal ini adalah Ini baru fase yaq’zah [keterbangunan], awal mengangkat jangkar kapal, baru akan mulai mengarungi ilmu, amal, dakwah dan bersabar diatasnya.
.
Maka janganlah kita menganggap diri kita akan selamat dari dosa dan maksiat hanya karena baru mengenal dakwah ahlus sunnah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
.
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” [An-Najm: 32] 
.
Ibnu Mas’ud,
.
“Kalau kalian MENGETAHUI dosa-dosaku maka tidak akan ada dua orang yang berjalan di belakangku dan sungguh kalian akan MELEMPARKAN tanah di atas kepalaku, dan aku berangan-angan Allah mengampuni satu dosa dari dosa-dosaku dan aku dipanggil Abdullah bin Kotoran.” [HR.Hakim Al-Mustadrok 3/357 no 5382, shahih]
.
Semoga  kita selalu bisa tawadhu’, Semakin berilmu dan semakin tidak sombong dan tawadhu’.
.
http://muslimafiyah.com/baru-awal-awal-mengenal-dakwah-jangan-merasa-derajat-lebih-tinggi.html

Penyusun: Raehanul Bahraen

SAAT ITU

0

Seorang kawan malam ini bercerita pada saya, bahwasanya malam ini dia sedang menemani ibunya dalam keadaan sakaratul maut di rumah sakit...

Tiba-tiba terhenti pikiran dan angan akan duniawi.. Terbawa memori ini pada lebih dari 13 tahun silam (2003) dan kejadian beberapa tahun yang lalu...

Ya Allah...

أن لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده بأجل مسمى

"Sesungguhnya adalah milik Allah apa yang Dia ambil, dan akan kembali kepadaNya apa yang Dia berikan. Segala sesuatu yang ada disisiNya ada jangka waktu tertentu (ada ajalnya)" (HR Muslim).

Mungkin dari kita ada yang pernah merasakan posisi seperti itu dengan melihat orang lain atau kerabat kita...

Ya saat itulah apa yang selama ini samar jadi jelas, yang selama ini kita lari darinya telah ada dihadapan kita...

Benarlah jika saat ini dunia adalah nyata dan akhirat hanya sebuah cerita, akan tetapi setelah 'SAAT ITU' menyapa akhirat adalah nyata dan dunia tinggalah cerita..

وجآءت سكرة الموت بالحق ذلك ماكنت منه تحيد

"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya." (Qs. Qaaf 19)

كلآ إذا بلغت التراقي وقيل من راق وظن أنه الفراق والتفت الساق بالساق إلى ربك يومئذ المساق

"Apabila nafas seseorang telah sampai kerongkongan. Dan dikatakan kepadanya: 'Siapakah yang dapat menyembuhkan' dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau." (Qs. Al Qiyamah 26-30)

Maka benarlah janji Allah :

كل نفس ذائقة الموت ثم إلينا ترجعون

"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati maka hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan." (Qs. Al Ankabut 57)

Ingatlah saudaraku, sebuah pepatah arab mengatakan :

تزود من التقوى فإنك لا تدري إذا جن ليل هل تعيش إلى الفجر.. وكم من صحيح مات من غير علة وكم من عليل عاش حينا من الدهر.. فكم من فتى أمسى وأصبح ضاحكا وقد نسجت أكفانه وهو لا يدري..

Berbekallah dengan ketakwaan karena sesungguhnya engkau tidak tahu, jika tiba malam hari apakah engkau masih bisa hidup hingga esok hari... Betapa banyak orang yang sehat kemudian meninggal dunia tanpa didahului rasa sakit, dan betapa banyak orang yang sakit parah yang disangka akan meninggal dunia ternyata masih diberi umur oleh Allah... Betapa banyak pemuda yang tertawa di pagi dan petang hari, padahal kafan mereka sedang ditenun dalam keadaan mereka tidak sadar...

Saudaraku,
Sebelum saat itu terjadi...
Sebelum saat itu terlambat...
Selamatkanlah dirimu...

📜 penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتب)

📝 Disusun | 00.14 WIB, 14 Muharram 1437 / 27 Oktober 2015

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html