Jumat, 11 Maret 2016

BUKAN BUNDA BIASA

0

BUKAN BUNDA BIASA

Tuhan memang Maha Adil dibalik setiap kekurangan manusia, Tuhan juga memberikan kelebihan dalam diri manusia. Setidaknya hal itu yang selalu membuat Zelta bertahan dan yang selalu memotivasi dirinya untuk terus berusaha dan pantang menyerah dengan keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan. Ya! Kini ia hidup berpasangan dengan seorang bunda disebuah rumah kontrakan yang terperosok mencil disebuah desa. 
Zelta yang selalu berharap agar dapat berkuliah untuk meneruskan pendidikannya, namun ia tak punya cukup banyak biaya, begitu juga dengan bundanya. Tapi sang bunda selalu bekerja banting tulang sebagai asisten rumah tangga, menjadi seorang buruh cuci, hanya untuk membiayai kuliah Zelta.
Suatu ketika, datang seorang perempuan yang berasal dari perusahaan yang menawarkan beasiswa kepada anak-anak terpilih, ya! Anak-anak itu termasuk Zelta.
Hatinya begitu gembira ketika mendengar berita tersebut, nyaring rasanya terdengar ditelinga mendengar berita itu. Zelta tak dapat berhenti tersenyum. Mungkin ini adalah jalannya yang harus ia tempuh menuju suatu kesuksesan.
Fikiran Zelta yang terus berkecamuk tak kuasa jika ia harus meninggalkan bundanya seorang diri “aku senang ketika aku terpilih meneruskan kuliahku, tapi bagaimana dengan bunda? Apakah aku tega melihatnya hidup sendirian tanpa ada yang mendampinginya? Apa yang harus aku lakukan? Yaa Tuhaaaan” ujarnya dalam hati.
“Zeltaa? Apakah lusa kamu sudah siap berangkat untuk obeservasi ketempat kuliah yang kau impikan?” Tanya seorang gadis perusaahaan.
“umm.. ummm.. aku sebenarnya ingin sekali kesana, itu impianku sejak lama. Tapi bagaimana dengan bunda?” Tanya zelta khawatir.
“ada apa dengan bunda zaa? Bunda disini akan baik-baik saja. Kamu tidak usah khawatir seperti itu terhadap bunda” ucap bunda menenangkan.
Dengan dahi mengernyit bantah zelta “Tapi bundaaa…?”
“sstttt… jangan fikir macam-macam, kamu harus focus terhadap masa depanmu kelak” senyum mengembang sang bunda yang meyakinkan.
Zelta yang masih terus berfikir apakah ia harus menerima tawaran yang ia impikan itu atau tidak. Fikirannya berkecamuk bagaikan benang kusut.
“tante? Boleh beri aku waktu beberapa hari untuk aku menentukan pilihan mana yang terbaik bagiku kelak?” dengan penuh harap zelta memohon.
“ia silahkan cantik, kamu boleh berfikir sejenak mengenai tawaran ini” ucap seorang gadis perusahaan tersebut.
***
Setelah beberapa lama zelta berfikir tentang pilihan tersebut, akhirnya ia menemukan pilihan yang tepat untuk dirinya dan bundanya.
“bunda?! Zaa udah punya jawaban yang tepat demi kebaikan bunda dan aku” ucap zelta.
“apa itu?” ucap bunda
Dengan raut wajah sedih zelta berucap. “zelta memutuskan untuk tidak kuliah saja, zaa tidak ingin meninggalkan bunda sendirian disini”.
“bunda tidak setuju dengan keputusanmu, bunda ingin lusa kau tetap harus berangkat kesana. Bunda tak mau dengar alasan apapun” tegas sang bunda.
“tapi bundaaa….? Bunda ngertiin zaa dong, zaa tuh tidak ingin meninggalkan bunda sendirian!” bantah zelta
***.
Dengan berbagai cara sang bunda meyakinkan zelta untuk menerima tawaran pertolongan beasiswa itu, agar zelta dapat kuliah meneruskan pendidikannya.
Sampai pada cara sang bunda bekerja sama dengan gadis perusahaan itu, agar zelta dapat menerima tawaran beasiswa tersebut. Tapi, biaya bukan alasan terbesar zelta, ia lebih baik jika tidak  untuk meninggalkan bundanya seorang diri. Sang bunda memarahi zelta, berkata kasar pada zelta, hingga mengusir zelta dari rumah. Derai airmata mereka berdua yang terlihat  tulus saling mencintai.
“kamu itu nyusahin bunda, bunda capek ngurusin kamu, banting tulang buat kamu, tapi kamu malah kaya gini, kamu ngga ngehargain perasaan bunda. Kamu itu anak ngga tau diri, bunda nyesel punya anak kaya kamu yang ngga pernah ngehargain usaha bunda. Kamu tau? Bunda itu miskin, bunda ngga mampu buat biayain kuliah kamu. Kamu sekarang mau apa dari bunda? Bunda udah ngga punya apa-apa! Bunda capek tau gak ngurusin kamu! Cepet kamu beresin barang-barang kamu  sekarang!” sang bunda mendorong zelta dengan derai airmata, hingga membuat zelta terjatuh.
“bunda ngomong apasih? Aku gamau ninggalin bunda. Aku masih mau disini. Bunda jangan usir aku dong. Aku mau terus sama bunda.” Bantah zelta dengan isak tangis.
“beresin barang-barang kamu sekarang gak?! Apa perlu bunda buangin barang-barang kamu? Bunda capek! Bunda muak dengan semua tingkah laku kamu! Bunda gamau liat kamu lagi, cepet beresin barang-barang kamu semuanya, jangan ada yang tertinggal sedikitpun, bunda gamau liat satupun barang kamu lagi ada dirumah ini!” bentak sang bunda.
“tapi bundaaa…” zelta menangis. “sini kamu ikut bunda!” sang bunda menyeret zelta keluar rumah”.
“pergi kamu dari sini, bunda gamau ngeliat kamu disini lagi,bunda udah capek dengan semua kelakuan kamu!” sang bunda membanting tas yang berisi pakaian zelta. Semua mata para tentangga tertuju pada kejadian tersebut.
Tangisan airmata yang begitu deras mengalir dari celah-celah mata ibu dan anak yang terlihat sangat tulus saling mencintai. Tapi apa daya, segala cara dan upaya dilakukan sang bunda agar sang anak dapat mencapai hidup yang lebih baik dan memperoleh kebahagiaan.
Ketika zelta diusir dari rumahnya, ada rasa benci yang tersirat, namun rasa benci itu mengalahkan rasa sayangnya kepada bundanya.
***
Bertepatan ketika zelta diusir dari rumahnya, datanglah seorang gadis perusahaan yang memberi zelta beasiswa untuk mengantar zelta menuju rumah dan universitas baru yang menjadi pilihannya tersebut. Zelta pun menyetujui niat baik seorang perempuan tersebut, akhirnya zelta dapat berkuliah dan menjadi mahasiswa sukses.
Walaupun zelta diusir dari rumah, sang bunda tidak lepas untuk bertanya bagaimana keadaan zelta kepada gadis perusahaan yang merawat zelta melalui via telefon.
Semenjak zelta diusir, ia dirawat oleh seorang ibu pemilik perusahaan yang memberinya beasiswa, ia tinggal dirumah yang besar sekali, segala keperluan zelta terpenuhi.
Semenjak zelta menjadi mahasiswa, zelta diangkat menjadi editor cerpen karena bakat dan keahliannya. “hei, kamu zelta ya?” sahut Arya.
“iya? Ada apa?” jawab zelta.
“kamu editor baru disini ya?” Tanya Arya gugup.
“iya saya editor baru disini” jawab zelta kembali.
“oh, semoga kamu betah yaa kerja disini. Ohiya, kenalin saya Arya”
“iya terimakasih. Saya zeltaa” ucap zelta senyum
“kalo ada apa-apa, kamu bisa panggil saya dan bisa minta bantuan saya atau karyawan yang lainnya”
“iya pasti. terimakasih”
***
Setelah sekian lama zelta kuliah, ternyata ia juga menjalin kasih dengan seorang editor senior, dia bernama Arya.
Sejak dahulu zelta telah berjanji, jika ia menjalin kasih dengan seorang pria ia harus mengenalkan pria tersebut kepada bundanya.
Ketika Zelta menjalin kasih dengan Arya, itu artinya zelta harus memperkenalkan Arya kepada bundanya. Semenjak zelta diusir dari rumah, sang bunda tinggal seorang diri dalam rumah kecil disebuah kontrakan, dipedalaman desa. Sang bunda yang penampilannya terlihat biasa saja, tak membuat zelta malu memperkenalkan bundanya.
“assalamualaikum bunda?” sahut zelta mengetuk pintu rumah.
“zelta? Ada apa kamu kemari menemui bunda?”
“zaa kesini mau kenalin bunda sama pacar zaa, ini kenalin arya” ucap zelta
“oh aryaa? Ini yang namanya arya?”
“arya kenalin ini bunda aku, ini rumah aku, bundaku ini adalah seorang yang paling berjasa buat aku, dan aku hanya seorang yang miskin, ini adalah hidup aku yang sebenarnya.” Ucap zelta tegas.
Namun dengan semua tutur kata zelta, arya hanya diam, zelta menarik kesimpulan bahwa sikap diam arya, zelta anggap sebagai jawaban bahwa arya tidak menganggap zelta apaadanya.
Lalu zelta memutuskan jalin kasih dengan arya, karena zelta beranggapan gamungkin seorang cowo tajir yang punya bisnis dimana-mana menjain kasih dengan seorang perempuan yang biasa saja, bahkan miskin.
Sang bunda beranggapan bahwa semua berawal dari bundanya yang miskin.
Dengan berbagai cara sang bunda berusaha untuk mempersatukan dua kasih yang saling mencintai tersebut, dan pada akhirnya zelta dan arya menjalin kasih kembali.
Sebenarnya ketika arya diam saat melihat keadaan kehidupan zelta, itu bukan suatu alasan bahwa arya tidak menerima zelta apa adanya, tapi lebih kepada arya bingung harus bicara apa, arya pun tidak menyangka atas apa yang terjadi sebenarnya, atas apa yang telah zelta katakan pada arya. Hal tersebut arya sampaikan secara terang-terangan.
***
Sampai kemudian arya dan zelta pun merencanakan untuk menikah, sang bunda sebenarnya ingin datang kepernikahan anak semata wayangnya itu, tapi dengan alasan yang telah tertancap dalam diri sang bunda atas rasa ketakutannya, karena sang bunda tidak  ingin jika acara akad nikah anaknya itu hancur hanya karena bundanya yang miskin.
Ketika zelta pergi kerumah bundanya dengan membawa sepucuk kabar gembira bahwa dia akan menikah. Tapi, ketika zelta sampai dirumah bundanya, sang bunda tidak ada dirumah, entah pergi kemana tak ada kabar. Kata tetangga terdekat, bundanya telah sebulan yang lalu tidak nampak.
Ternyata tak diduga terdapat sebuah surat kecil yang tergeletak didepan bawah pintu rumah, dengan rasa penasaran zelta membuka surat tersebut yang bertuliskan “zaa, ini bunda, bunda minta maaf jika bunda pergi tidak berbicara padamu dahulu, bunda tidak ingin mengganggu ketenangan hidupmu, kamu tidak perlu mencari bunda, bunda akan baik-baik saja.”
Begitu cemas zelta memikirkan kemana bundanya pergi, sedangkan acara tinggal sehari lagi, zelta terus menghubungi sang bunda agar beliau dapat datang diacara pernikahannya. Tapi  ternyata nomor sang bunda tidak dapat dihubungi.
***
Hari terus berlalu, acara akad nikah pun segera berlangsung. Tak lama kemudian, zelta mendapat sebuah kiriman baju kebaya berwarna putih dan ternyata kiriman tersebut dari bundanya. Dan didalam bingkisan tersebut terdapat surat kecil untuk zelta.

Anakku tersayang                                      15 september 2013
Zelta Adinda Cenderawasih

Assalamualaikum zaa? Ini bunda. Zaa maafkan bunda atas apa yang telah bunda perbuat kepadamu. Maafkan bunda karena bunda telah mengusirmu dari rumah. Maafkan bunda sudah membuatmu menangis karena ucapan kasar bunda. Bukan maksud bunda untuk memarahimu, berkata kasar padamu, bunda hanya ingin kamu bahagia walau ngga sama bunda, bunda hanya ingin kamu mendapat apa yang kamu inginkan tanpa terhalang oleh sesosok perempuan miskin seperti bunda, bunda minta maaf atas perlakuan bunda sama kamu.
O iyaa, ini bunda punya hadiah buat kamu, walaupun agak jelek ngga apa apa yaa, ini bunda buat dari tangan bunda sendiri.
Semoga kamu bisa bahagia yaa sama arya. Bunda sayang sama kamu.

                                                                                                                        Salam manis
                                                                Bunda

Ketika acara akad nikah, zelta bersi keras untuk tidak memulai acara akad nikah sebelum bunda nya datang, zelta terus menghubungi sang bunda agar bundanya dapat hadir di acara pernikahannya. Namun tidak ada kabar apapun yang menunjukan bahwa sang bunda hadir.
Karena rasa sayang sang bunda terhadap zelta, sang bunda tidak ingin meninggalkan moment tersebut begitu saja. Akhirnya sang bunda datang, namun sang bunda hanya berdiri dan bersembunyi dibalik tembok, melihat zelta berpapasan langsung dihadapan sang penghulu. Dan tanpa terlihat oleh zelta bahwa bundanya telah datang dihari bahagianya itu.
Kemudian sang bunda menelfon zelta “sayang, bunda lihat kamu dari sini. Hariini kamu cantik dengan memakai kebaya berwarna putih kesukaanmu. Kamu tak usah menghawatirkan bunda, bunda selalu bersamamu” kata sang bunda.
“tapi bunda ada dimana? Aku gaakan mulai acara ini sampai bunda datang” ucap zelta penasaran.
“bunda ada disekitarmu nak, zaa tidak usah fikirkan bunda, bunda baik-baik saja, bunda disini, bunda tak mau kau malu, bunda tak mau pernikahanmu gagal hanya karena bunda. Tenang saja bunda akan selalu merestuimu percayalah nak” jawab bunda sembari mematikan telefonnya “tut tuut tuuut”
Akhirnya pernikahan zelta dan lelaki tampan, mapan, dan baik hati itupun dimulai dan acara pun berjalan lancar. Dengan suara para saksi serentak mengucapkan “SAAAH!”
Arya dan zelta pun hidup bahagia bersama.
Hanya ada satu tujuan yang sang bunda fikirkan, yaitu melihat anaknya sukses dan hidup bahagia.

*selesai*


0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html