Selasa, 05 April 2016

Bocah Kecil Penguasa Hujan

0

Bocah Kecil penguasa hujan, ya! Begitulah aku menyebutnya. Begitu terkagum kagum ketika aku melihatnya, berlarian kesana kemari ditengah hujan dengan sebilah payung berwarna abu, nian bahagianya dia, demi sebongkah receh ia dapatkan. Berlari lari dari mobi satu kemobil lain, dari orang satu keorang yang lain. Tapi sempat terlintas dibenakku, tujuan ia bukan hanya untuk itu, melainkan ada tujuan lain. 

Dengan rasa penasaran, aku menghampirinya dibawah anak tangga dengan diguyur hujan deras “dek? Ini lagi ujan deres, kamu malah lari larian bawa payung buat lindungin orang, tapi kamu sendiri keujanan, apa pula kamu ini” ucapku dengan nada bergurau. 
Dengan melanjutkan perkataan ku, aku bertanya padanya “kamu udah lama jadi ojek payung?” – “udah kak, tapi gatiap hari ujan kak” – “oiya yaah, akhir akhir ini jarang banget buat ujan, tapi Alhamdulillah nya hariini ujan deres ya” – “iya kak” – “oiya, kamu kalo ojek payung gini suka dikasih uang sama mereka mereka?” – “iya kak” – “ suka dapet berapa kalo sehari?’’ – “kalo dikasih sih yaa seikhlasnya, ada yang dua ribu, 5 ribu” – “ooh, waah lumayan yaah.. terus uang itu kamu apain? Buat sendiri, atau buat jajan, atau buat traktir temen?” – “dikasih ke orang tua ka, buat jajan juga sebagian” – “ooh, tapi gabuat traktir temen kan?’’ – “engga hehe”. 

Begitu pembicaraan selesai, pergilah dia untuk melanjutkan memboyong orang dengan payung abunya. Mungkin kukira ia kedinginan, tapi tak ada dalam wajahnya untuk memperlihatkan itu, ia melakukan itu dengan sebuah tawa bahagia, bahwa ia menyukai pekerjaan tersebut.

Nah, perkiraanku benar, ada tujuan lain dibalik itu, “demi Membahagiakan orangtua”. Mungkin selain itu, terdapat beberapa amalan dan nikmat yang mungkin ia tidak menyadarinya. Apa itu? 

Pertama, menikmati karunia Allah, dengan diturunkannya hujan, yang setelah sekian lama itu tidak turun ke bumi, itu suatu rezeki yang Dia berikan pada penduduk bumi. 

Dapat kita ambil contoh, Riau salah satunya, dengan kabut asap pekat yang mengganggu ketenangan manusia akibat ulah tangan manusia itu sendiri, dengan diturunkannya hujan, InsyaAllah, atas izin Allah, asap itu akan meredam, mungkin tidak cepat, tapi pasti “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al baqarah 164)

Kedua, bocah itu telah menolong orang lain, telah membantu orang lain, mengantar orang lain kemasjid dengan payung abunya. Kemasjid buat apa? Ibadah bukan? Nah, bocah itu telah mengantar orang lain menuju kebaikan tanpa ia sadari didalamnya. 

Ketiga, uang yang ia kumpulkan, ia gunakan untuk kedua orang tuanya, mungkin hasil ojek itu tidak besar, tapi mungkin itu dapat membuat orangtuanya bangga, walaupun pada kenyataannya pekerjaan itu bukan suatu pekerjaan yang “waw”, bukan suatu yang berbobot, yang mengharuskan ia memakai kemeja, menggunakan dasi, dengan diantar mobil mewah. 
Bukan, bukan, itu hanya suatu pekerjaan yang bermodalkan sebilah payung, semangat dan tekat, serta kebahagiaan. 

Perlu digaris bawahi kata “kebahagiaan”, you know what? Itu artinya dia InsyaAllah “ikhlas” dalam melaksanakan tugasnya. Dan itu hal terpenting yang harus diadakan dalam diri setiap manusia. Manusia tidak perlu mengumbar atas pahalanya, atas amal sholeh yang telah ia lakukan, ingin dipuji atau dilihat orang lain, apalagi sampe ujub untuk mendapat perhatian manusia. Astagfirullahal’adzim.. 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. 

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (All baqarah 264) cukup ko dengan melakukan setiap amal perbuatan, cukup dari sini *nunjuk hati*. Ikhlas, ridha karena Allah ta’ala. Tenang aja weh, Allah maha melihat kok, Allah kaga pernah tidur, Allah tau apa yang ada dibumi dan dilangit, bahkan apa yang ada dihati manusia pun Dia tau. Wallahualam bissawab.

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al baqarah 271)


Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (Al baqarah 265)

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html