Percakapan yang selalu kita hadirkan, tidak pernah sekalipun mengundang rasa bosan. Kita tidak pernah marah satu sama lain, melainkan kita selalu nasehat menasehati.
Keberuntungan apakah ini? Memiliki sahabat sepertimu. Kamu yang selalu baik terhadap semua orang kemudian dekat menjadi sahabatku, menjadikan orang-orang yang menyukaimu membenciku. Semua itu bukan masalah untuk kita. Kamu bijaksana, dan membuat aku mampu berlaku dewasa.
Seringkali aku termenung, salahkah aku? salahkah aku mencintaimu? Percakapan rutin kita ternyata mengundang rasa yang berbeda. Namun tidak jarang aku mencoba menghilangkannya, karena rasa yang datang itu memang belum saatnya. Aku sangat takut kamu mengetahuinya sehingga kita menjadi tidak saling mengenal.
Menjadi bagian dari hidupmu memang impianku, namum memaksamu, merupakan keegoisanku. Menemanimu mulai hari ini yang bukan apa-apa, hingga kamu menjadi bertahta merupakan impianku. Namun setelah itu, kamulah yang berhak memilih dengan siapa kamu menikmati kesuksesanmu itu.
0 komentar:
Posting Komentar