Ada pepatah mengatakan: ‘jangan bertepuk
sebelah tangan’ Sebab bertepuk sebelah tangan tidak akan menghasilkan bunyi
tepukan. Sebuah pepatah yang menggambarkan cinta yang tiada berbalas.
Mencintai, tapi tidak dicintai.
Pepatah itu hanya berlaku untuk cinta antara sesama manusia. Tidak akan pernah berlaku untuk seorang hamba dengan Tuhannya. Allah adalah Dzat yang Maha Mencintai. Sumber segala Cinta, yang tiada pernah memudar. Yang terus mencintai meskipun tidak dicintai oleh sebagian hamba-hambaNya. Yang CintaNya mengalir deras, tanpa ada yang bisa mengukurnya.
Karena CintaNya itulah alam semesta ini ada. Karena CintaNya itu pula alam semesta tertata dan terpelihara begitu rapinya. Karena Cinta itu pula manusia tercipta. Dan karena Cinta itu pula segalanya bakal kembali kepadaNya.
Cinta hanya bisa disambut dengan cinta. Barulah tercipta kebahagiaan. Jika Cinta hanya bertepuk sebelah tangan, ia menjadi tidak ada gunanya bagi kebersamaan. Sang Pemberi Cinta tetap berbahagia, karena Cinta memang tidak harus memiliki. Tetapi sayang, orang yang dicintai tidak menyadari. Maka, sebuah kebahagiaan tak terkira dalam kebersamaan, terlewatkan begitu saja.
Kebahagiaan Cinta, sesungguhnya, bukan dirasakan oleh orang yang dicintai, melainkan oleh orang yang mencintai. Jadi, berbahagialah orang yang mencintai. Dan rugi besarlah orang yang tidak bisa mencintai.
Karena itu, Kebahagiaan selalu bersama Allah sebab Dia adalah sumber Segala Cinta. Dia adalah sumber Segala Kebahagiaan. Begitulah, Sumber Cinta dengan sendirinya adalah Sumber Kebahagiaan.
Maka, kalau kita ingin berbahagia, 'Bercintalah' dengan Sumber Cinta dan Kebahagiaan itu. Bukan sekadar ingin dicintai, atau menuntut untuk dicintai, melainkan justru MencintaiNya. Mencintai adalah jalan menuju Kebahagiaan. Semakin Cinta Anda kepada Allah, semakin bahagialah Anda!
Allah membangun 'Kerajaan Kebahagiaan' di dalam 'Kerajaan Cinta'. Kebahagiaan hanya bisa diraih oleh orang-orang yang menasbihkan dirinya sebagai Hamba Cinta. Bukan hamba kebencian. Bukan hamba dendam. Bukan hamba Keserakahan. Cinta menjadi sumber kebahagiaan yang tiada habisnya. Apa pun menjadi membahagiakan ketika disentuh oleh Cinta. Dan memunculkan derita ketika disentuh dendam, kebencian dan keserakahan. Anda bisa menciptakan kebahagiaan apa pun seperti yang Anda inginkan ketika Anda menjadi hamba Cinta.
Karena itu, orang-orang yang berada di dalam surga digambarkan bisa memperoleh kebahagiaan apa pun yang dia inginkan. Sebab, ia adalah hamba Cinta. Ia berada di dalam Kerajaan Cinta. Ia dinaungi oleh Sang Maha Mencintai. Itulah kebahagiaan yang tiada putus-putusnya. Tiada habis-habisnya. Ruang dan Waktu terus menaburkan aroma bahagia bagi orang yang sedang dimabuk Cinta...
QS. An Nuur (24) : 42
Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah lah kembali (semua makhluk).
Ali Imron (3) : 26
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
QS. Al Insaan (76) : 20
Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar
QS. Yaasiin (36) : S8
(Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Menyayangi.
Tidak sayangkah kita melewatkan 'Cengkerama Cinta' itu? Tidak sayangkah kita, membiarkan Mahligai Kebahagiaan berlalu begitu saja? Hanya bertepuk sebelah tangan? Sama sekali bukan Allah yang rugi, karena Ia adalah sumber Cinta. Bahkan Dia adalah Cinta itu sendiri. Karena itu, Dia adalah sumber Kebahagiaan. Cinta selalu hadir bersama-sama dengan Kebahagiaan dan Kedamaian.
Pepatah itu hanya berlaku untuk cinta antara sesama manusia. Tidak akan pernah berlaku untuk seorang hamba dengan Tuhannya. Allah adalah Dzat yang Maha Mencintai. Sumber segala Cinta, yang tiada pernah memudar. Yang terus mencintai meskipun tidak dicintai oleh sebagian hamba-hambaNya. Yang CintaNya mengalir deras, tanpa ada yang bisa mengukurnya.
Karena CintaNya itulah alam semesta ini ada. Karena CintaNya itu pula alam semesta tertata dan terpelihara begitu rapinya. Karena Cinta itu pula manusia tercipta. Dan karena Cinta itu pula segalanya bakal kembali kepadaNya.
Cinta hanya bisa disambut dengan cinta. Barulah tercipta kebahagiaan. Jika Cinta hanya bertepuk sebelah tangan, ia menjadi tidak ada gunanya bagi kebersamaan. Sang Pemberi Cinta tetap berbahagia, karena Cinta memang tidak harus memiliki. Tetapi sayang, orang yang dicintai tidak menyadari. Maka, sebuah kebahagiaan tak terkira dalam kebersamaan, terlewatkan begitu saja.
Kebahagiaan Cinta, sesungguhnya, bukan dirasakan oleh orang yang dicintai, melainkan oleh orang yang mencintai. Jadi, berbahagialah orang yang mencintai. Dan rugi besarlah orang yang tidak bisa mencintai.
Karena itu, Kebahagiaan selalu bersama Allah sebab Dia adalah sumber Segala Cinta. Dia adalah sumber Segala Kebahagiaan. Begitulah, Sumber Cinta dengan sendirinya adalah Sumber Kebahagiaan.
Maka, kalau kita ingin berbahagia, 'Bercintalah' dengan Sumber Cinta dan Kebahagiaan itu. Bukan sekadar ingin dicintai, atau menuntut untuk dicintai, melainkan justru MencintaiNya. Mencintai adalah jalan menuju Kebahagiaan. Semakin Cinta Anda kepada Allah, semakin bahagialah Anda!
Allah membangun 'Kerajaan Kebahagiaan' di dalam 'Kerajaan Cinta'. Kebahagiaan hanya bisa diraih oleh orang-orang yang menasbihkan dirinya sebagai Hamba Cinta. Bukan hamba kebencian. Bukan hamba dendam. Bukan hamba Keserakahan. Cinta menjadi sumber kebahagiaan yang tiada habisnya. Apa pun menjadi membahagiakan ketika disentuh oleh Cinta. Dan memunculkan derita ketika disentuh dendam, kebencian dan keserakahan. Anda bisa menciptakan kebahagiaan apa pun seperti yang Anda inginkan ketika Anda menjadi hamba Cinta.
Karena itu, orang-orang yang berada di dalam surga digambarkan bisa memperoleh kebahagiaan apa pun yang dia inginkan. Sebab, ia adalah hamba Cinta. Ia berada di dalam Kerajaan Cinta. Ia dinaungi oleh Sang Maha Mencintai. Itulah kebahagiaan yang tiada putus-putusnya. Tiada habis-habisnya. Ruang dan Waktu terus menaburkan aroma bahagia bagi orang yang sedang dimabuk Cinta...
QS. An Nuur (24) : 42
Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah lah kembali (semua makhluk).
Ali Imron (3) : 26
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
QS. Al Insaan (76) : 20
Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar
QS. Yaasiin (36) : S8
(Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Menyayangi.
Tidak sayangkah kita melewatkan 'Cengkerama Cinta' itu? Tidak sayangkah kita, membiarkan Mahligai Kebahagiaan berlalu begitu saja? Hanya bertepuk sebelah tangan? Sama sekali bukan Allah yang rugi, karena Ia adalah sumber Cinta. Bahkan Dia adalah Cinta itu sendiri. Karena itu, Dia adalah sumber Kebahagiaan. Cinta selalu hadir bersama-sama dengan Kebahagiaan dan Kedamaian.
0 komentar:
Posting Komentar